SENTANI (PT) – Sebanyak 27 orang peserta dari Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diselenggarakan di Bali.

Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayantoro secara resmi melepas para peserta Bimtek tersebut di Aula Lantai I Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Kamis (17/5/2018) disaksikan Kepala Distrik Namblong, Budi Yoku, S.IP dan Kepala Seksi Pembangunan Distrik Namblong, Indaji.

Wakil Bupati Kabupaten Jayapura, Giri Wijayantoto menilai bahwa Bimtek ke Bali sangat penting untuk menambah wawasan para peserta khususnya dalam mewujudkan kampung adat di setiap kampung di Kabupaten Jayapura.

Menurutnya, peserta bisa melihat kampung adat yang sudah tertata rapi dan berjalan selama bertahun-tahun di Bali bisa menjadi satu contoh buat pemerintah serta masyarakat di Kabupaten Jayapura.

Selain itu, pihaknya juga berharap dengan adanya kampung adat, bukan berarti menjadi masalah baru tetapi menjadi satu kekuatan bersama dengan kearifan lokal. Sebab, kampung adat bukan baru saja terjadi tetapi sudah berjalan berpuluh-puluhan tahun seperti di Jawa, Sumatera dan Bali.

“Kalau Bali ini, yang akan kita jadikan contoh untuk Kabupaten Jayapura penuh dengan ide-ide serta perkembangan yang ada disana. Saya pikir sangat bagus, agar integristas adat itu sendiri semakin nyata,” ungkapnya.

“Dengan artian, tidak boleh takut dengan perkembangan contoh konkritnya seperti yang kita lihat di Bali. Disana kita lihat kehadiran saudara-saudara kita dari mancanegara tetapi, masyarakat disana tidak punya perasaan kawatir akan adat serta budaya mereka dan ini menjadi satu semangat buat kita juga di Kabupaten Jayapura untuk bagaimana kita bisa seperti mereka yang ada di Bali dalam menjaga adat serta budaya kita sendiri,” sambung Wabup Giri.

Sementara mewakili Kepala Distrik Namblong, Budi Yoku, Ketua Panitia Bimtek yang juga Kasie Pembangunan Distrik Namblong, Indaji mengungkapkan bahwa tujuan Bimtek 27 orang peserta yang diambil dari kampung dan distrik ini untuk mendorong perubahan status kampung Se-Distrik Namblong menjadi kampung adat.

Oleh karena itu, diharapkan peserta agar bisa mempelajari tata cara kampung adat yang ada di Pulau Dewata, Bali.

“Nah, sekarang untuk tingkat labupaten kita lakukan di Denpasar, Bali dengan harapan agar 27 peserta ini dapat memiliki pengetahuan tambahan tentang bagaimana tata kelola kampung adat di tempat wisata terkenal didunia tersebut. Dengan demikian, Bimtek ini memiliki manfaat yang bisa dibawa ke kampung,” terangnya.

Mengenai pemilihan lokasi Bimtek di Bali sebagai tempat percontohan kampung adat, Indaji mengakui bahwa selama ini Bali mempunyai adat dan budaya yang sangat kental sehingga pihaknya ingin mengadopsi tata cara kampung adat disana.

Menurutnya, adat di setiap kampung di Papua khususnya di Kabupaten Jayapura memang kental tapi belum bisa di budi-dayakan.

“Makanya kita bawa para peserta ke Bali. Ya, mudah-mudahan mereka bisa belajar dengan baik dan saat mereka kembali dapat mengembangkan adat yang ada di setiap kampung mereka,” pungkasnya. (tm/dm)

LEAVE A REPLY