JAYAPURA (PT) – Dinas Kesehatan Provinsi Papua gencar melakukan sosialisasi tentang Measles Rubella (MR) atau imunisasi campak dan rubella di 29 kabupaten/kota di Papua.

Sosialisasi tersebut digelar menjelang pelaksanaan imunisasi campak dan rubella pada bulan Aggustus dan September 2018.

Sosialisaai bertujuan untuk pencegahan penyakit campak dan agar orangtua mengetahui pentingnya imunisasi bagi anak umur 9 bulan hingga 15 tahun.

Kepala Bidang Penanganan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aaron Ruamainum mengaku, untuk mensosialisasikan imunisasi campak dan rubella di Papua, pihaknya telah mengirim logistik berupa buku panduan ke kabupaten/kota.

“Berhubungan dengan kampanye rubella dan folio, kami telah mengirimkan logistik pada 18 kabupaten/kota. Sementara bahan-bahan untuk penyuluhan berupa buku-buku untuk orang tua, guru dan kader sudah dikirim pada 21 kabupaten/kota,” terangnya.

Dikatakan, pencanangan dimulai tanggal 1 Agustus tahun di seluruh Indonesia, namun Kota Jayapura sudah lebih dulu melakukan pencanangan.

Namun demikian, katamya, masih ada empat kabupaten yang belum terdistribusi logistik seperti Kabupaten Paniai karena masih menunggu Pilkada kemudian Kabupaten Mamberamo Tengah, Yahukimo dan Puncak Papua.

“Sementara kabupaten lain kami akan segera mengirim secara bertahap,” katanya.

Disinggung mengenai stok vaksin, ia mengaku, saat ini stok vaksin yang ada sekarang 20 ribu untuk tahap pertama.

“Rencana akan datang sekitar 30 ribu, untuk kebutuhan vaksin kita di Papua akan dikirim secara bertahap dari pusat,” jelasnya.

Untuk Provinsi Papua, lanjutnya, dibutuhkan vaksin sekitar 100 ribu, namun karena terkendala tempat penyimpanan sehingga didatangkan secara bertahap dari jakarta.

“Kendalanya tempat penyimpanan vaksin minim, jadi teman-teman kabupaten/kota harus menghitung tempat penyimpanan,” imbuhnya.

Dikatakannya, dari 450 puskesmas yang, masih ada sekitar 92 puskesmas yang belum mempunyai kulkas penyimpanan yang tersebar di Kabupaten Paniai, Dogiyai, Deyai, Lany Jaya, Intan Jaya, Yahukimo, Tolikara, Nduga dan Jayawijaya.

“Vaksin ini merupakan vaksin hidup, sehingga untuk daerah pedalaman yang belum mempunyai tempat penyiman dapat direndam rendam di kali,” pungkasnya. (ing/dm)

LEAVE A REPLY