JAYAPURA (PT) – Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua melakukan pertemuan khusus untuk membahas sejumlah agenda yang berlangsung di Swissbelhotel Papua, Jayapura, Jumat (19/10).

Bahkan, sejumlah program telah disepakati.

Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua, Befa Jigibalom yang juga Bupati Lanny Jaya ini mengakui ada sejumlah program prioritas yang telah disepakati bersama oleh 10 Bupati Pegunungan Tengah Papua.

“Ada beberapa program yang telah disepakati bersama oleh 10 Bupati di Pegunungan Tengah Papua,“ kata Befa Jigibalom didampingi Bupati Yahukimo, Abock Busup, Bupati terpillih Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua dan Wakil Bupati Tolikara, Dinus Wanimbo usai pertemuan.

Dijelaskan, 10 program prioritas itu, diantaranya pembelian dua pesawat jenis caravan dan PAC yang pembiayaannya dari sharing cost setiap kabupaten yang dibebankan pada APBD sebesar Rp 10 miliar setiap kabupaten.

Tujuannya adalah untuk memfasilitasi perekrutan dan pengkaderan pilot anak asli Pegunungan tengah yang telah memiliki license terbang.

“Banyak anak asli Papua yang sekolah pilot, tetap tidak diadoposi oleh seluruh penerbangan di Papua, sehingga Asosiasi sepakat dalam bulan Januari mendatang untuk membeli dua pesawat terbang baru dengan kontribusi satu kabupaten sebesar Rp 6 sampai Rp 10 miliar,” ungkapnya.

Dikatakan, tujuan utama pembelian pesawat itu, agar pilot OAP bisa terbang di seluruh belantara Papua. Hal Ini dapat menjadi motivator untuk anak Papua yang sekolah pilot.

“Sebab kita lihat sekarang ini banyak perusahaan penerbangan yang tidak punya hati untuk mempekerjakan pilot anak asli Papua. Selain itu, tentunya akan memberikan pendapatan,” ujar Befa.

Lebih lanjut, pembelian pesawat ini akan dianggarkan pada APBD 2019 mendatang di masing-masing kabupaten, dimana ada dua maskapai penerbangan lokal yang akan mengelola yakni Maskapai Cenderawasih dan Tariku.

Selain pembelian pesawat, Asosiasi juga tengah mendorong pendirian Universitas Negeri Pegunungan Tengah yang rencananya akan dibangun di Wamena , Jayawijaya atau Dekai, Yahukimo.

“Kita juga sepakat membuka sekolah unggulan berbasis international. Nanti kita akan siapkan tenaga pendidikan berkualitas untuk anak-anak pegunungan. Rencananya tahun depan kita akan lakukan ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan gedung universitas itu. Pilihannya antara Yahukimo atau Wamena. Ini kita minta Pemda Jayawijaya untuk mulai menyiapkan embrio lahannya disiapkan. Sedangkan pertimbangan kalau di Yahukimo, lahannya luas barang di sana juga lebih murah,” beber Befa.

Bupati Yahukimo, Abock Busup menyambut baik rencana pembelian pesawat itu.

Menurutnya, berdasarkan kesepakatan asosiasi, pihaknya akan menyiapkan anggaran lalu akan mensosialisasikan di jajarannya agar tidak terjadi persoalan dikemudian hari.

“Karena ini merupakan program positif, apalagi banyak pilot anak Papua (yang pendidikannya dibiayai oleh Pemkab Yahukimo) kini telah menjadi pengangguran. Padahal, biaya pendidikannya dari APBD cukup besar, tapi mereka belum bisa terbang. Jadi, ini solusi yang sangat baik,” katanya.

Sementara itu, untuk pembangunan universitas Pegunungan Tengah Papua, dinilainya merupakan langkah yang tepat. Sebab, selama ini, selalu mengirim mahasiswa keluar daerah untuk kuliah.

“Selama ini kita kirim mahasiswa keluar daerah untuk kuliah, tapi kembali datang banyak yang sakit bahkan meninggal. Jadi lebih baik ada sekolah terbaik di daerahnya yang juga menyediakan pendidikan bahasa Inggris yang baik terutama segi kerohanian, sehingga kebijakan pastinya sangat bagus dan kita dukung,” tutur Abock.

Senada dikatakan Bupati Terpilih Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua bahwa pembelian pesawat berbadan kecil ini nantinya sangat membantu penerbangan di kabupaten wilayah pegunungan.

Apalagi, selama ini setiap kabupaten masih menyediakan pesawat bersubsidi untuk masyarakat.

“Jadi, keberadaan pesawat ini penting sangat penting untuk membantu Bupati di Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang, Puncak, Puncak Jaya dan lainnya,” kata Jhon yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Bupati Jayawijaya.

Yang jelas, kata John Banua, pada prinsipnya, ia mendukung program dari Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua.

Jhon Banua menyatakan, pihaknya telah memprogramkan sekolah satu atap. Dimana telah dilakukan pembebasan lahan. Dan 2019 akan dimulai pembangunan.

“Pada dasarnya kami siap. Apa yang sudah dibicarakan dengan asosiasi kami sudah siap. Pastinya kami berkomitmen untuk bagaimana program asosiasi ini jalan,” ujarnya.

Adapun program lain yang akan digelar oleh asosiasi yakni kompetisi buat generasi muda berupa perlombaan sepakbola tingkat SMP dan SMU serta perlombaan seni musik dan tari, memperebutkan piala ketua asosiasi.

Sekadar diketahui, Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah merupakan perkumpulan Bupati dari 10 kabupaten wilayah pegunungan tengah antara lain, Bupati Lanny Jaya, Puncak Jaya, Puncak, Mamberamo Tengah, Tolikara, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Yalimo, Nduga dan Yahukimo.

Pendirian asosiasi ini dulunya diprakarsai oleh Lukas Enembe pada 2006 silam.

Kala itu, Lukas Enembe yang kini menjabat sebagai Gubernur Papua dua periode, masih menjabat sebagai Bupati Puncak Jaya.

Asosiasi bupati ini menetapkan dana operasional sebesar Rp 1 Miliar yang dianggarkan dalam APBD 2019 di masing masing kabupaten. (ing/rm)

LEAVE A REPLY