JAYAPURA (PT) – Ratusan atlet yang dipersiapkan mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) dan Pusat Pendidikan Latihan dan Pelajar (PPLP) mengikuti tes bakat dan fisik yang diselenggarakan di Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Papua di Bumi Perkemahan (Buper) Waena, Kota Jayapura, Selasa, (2/7).

 

Tes yang dipantau langsung oleh para pelatih dan konsultan diikuti 400 atlet dari 20 cabor Popnas termasuk 5 cabor PPLP dengan mengikuti 5 tahapan tes yang dikelompokan per cabang olahraga.

 

“Pelatih sudah diberi penyegaran. Jadi, tes bakat dan fisik bagi atlet ini beda, karena bukan saja untuk Popnas, tapi jangka panjangnya di PON tahun 2024, sehingga diharapkan ada yang berpotensi kita kelompokan sendiri untuk dikelola nanti oleh konsultan yang dipimpin Pak Paulus Pesurnay dan Pak Roby,” kata Wakil Ketua TC Popnas Papua, Dominggus Lutrun .

 

Dikatakan, setelah atlet menyelesaikan tes, para pelatih harus menyusun program latihan baik periodisasi, bulanan, mingguan hingga harian kemudian akan kembali dibahas bersama tiap cabor.

 

Sementara itu, Konsultan POPNAS Papua Robby Sudrajat menambahkan, ilmu kepelatihan yang terus terupdate perkembangannya harus ditingkatkan bagi para atlet di Papua untuk mencapai prestasi gemilang.

 

“Masih banyak yang harus ditingkatkan, ilmu kepelatihan itu penting sekali bagi mereka, kita ada disini untuk membantu teman-teman tapi tergantung kemauan mereka saja,” ujarnya.

 

Diakuinya, disiplin para pelatih juga menjadi faktor penting dalam membina dan meningkatkan kemampuan atlet untuk meraih prestasi, yang tentu diperlukan pada test untuk mengetahui kebugaran atlet jelang persiapan Popnas 2019 Papua.

 

“Waktu tinggal tiga bulan lagi, kita mau tahu kondisi atlet, cara latih pelatih, sehingga kita bisa optimalkan dan harus lebih detail 164 sesi latihan dipilah sesuai kondisi atlet saat ini,” ungkapnya.

 

“Apalagi potensi atlet itu Papua sangat menjanjikan dan sangat besar dari postur, komposisi otot karena langsung dengan alam, tinggal kita mengkemasnya seperti mutiara jika di kemas dan ditempatkan tempat yang bagus dan baik pasti mempunyai nilai dan mahal harganya, sama halnya seperti atlet,” sambungnya.

 

Disinggung apakah kurangnya kompetisi atau kejuaraan yang diikuti para atlet untuk pembinaan? Ia mengakui bukan soal itu, melainkan harus didesign caranya seperti cabor permainan dilakukan kompetisi bersama tim dilakukan selayaknya pertandingan resmi. (lam/rm)

LEAVE A REPLY