JAYAPURA (PT) – Ketua Asosiasi DPRD Kabupaten seluruh Indonesia Komisariat Wilayah (Komwil ADKASI) Provinsi Papua, Terius Yigibalom sangat kecewa dan menyesal terhadap tindakan intimidasi/teror yang dilakukan oleh oknum ormas dan oknum aparat keamanan TNI/POLRI dan Satpol PP terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Apalagi, kata Terius Yigibalom yang juga Ketua DPRD Lanny Jaya ini, jika tindakan itu merupakan ancaman berbau rasis/SARA terhadap mahasiswa Papua yang tinggal di Asrama Mahasiswa Papua.
Ditegaskan, negara dalam hal ini, Ormas dan TNI/POLRI mestinya mengkokohkan dan merawat NKRI yang sudah berumur 74 tahun lebih dengan sikap dewasa, persuasif dan dialogis.
“Apalagi, Indonesia hari ini memiliki julukan/misi seksi yakni ‘SDM Unggul, Indonesia Maju’, apa artinya kalau masyarakat kita pada perayaan HUT RI ke-74 dengan peristiwa kekejaman terhadap sesama anak bangsa, terutama terhadap mahasiswa Papua yang dianggap sebagai orang pendatang (asing) di negeri ini,” katanya.
Menurutnya, negara mestinya memberikan jaminan keamanan dan perlindungan terhadap mahasiswa Papua yang melakukan demonstrasi justru sebaliknya berikan ancaman serta intimidasi.
“Saya, rasa ini sikap negara yang berlebihan dan tidak bijak bahkan sikap seperti ini sudah sering terjadi berulang kali di berbagai pelosok tanah air,” tandasnya.
Oleh karena itu, Terius minta agar Pemerintah Pusat, Presiden, Kapolri dan Panglima/TNI harus turun tangan dan menyelesaikan persoalan ini secara persuasif.
“Satu hal yang saya rasa paling lucu dan aneh itu, kebiasaan negara melihat dan menanggapi berbagai persoalan yang terjadi di Indonesia, termasuk aksi teror yang dilakukan oleh oknum ormas sesama anak bangsa di Malang dan Surabaya diam diri seribu kata, sedangkan kasus konflik di negara Timur Tenggah seperti Palestina, negara begitu cepat dan peduli bahkan turun tangan pasang badan menyelesaikannya,” ujarnya.
Sementara berbagai persoalan dalam negeri begitu kacau balau merajalela.
Oleh karena itu, Terius minta agar segera ditanggani dan ditindaklanjuti secepat mungkin agar rakyat Papua juga bisa nyaman dan damai.
“Kalau tidak, seluruh rakyat Papua berpotensi marah dan bisa melakukan tindakan-tindakan yang diluar kendali seperti sweeping-sweeping terhadap warga Malang dan Surabaya yang ada di tanah Papua, bahkan berpotensi mengusir keluar dari Tanah Papua,” pungkasnya. (ist/rm)