JAYAPURA (PT) – Jumlah mahasiswa asal Papua yang pulang kampung ke Papua terus bertambah dan belum seluruhnya terdata pasca insiden rasisme di Surabaya, beberapa waktu lalu.

Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH mengakui, mahasiswa yang pulang kampung itu termasuk mahasiswa yang dibiayai oleh Dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua.

“Ya, dari laporan Biro Otonomi Khusus Papua sebanyak 300 orang sudah kembali dari kota studi Indonesia ke Bumi Cenderawasih,” kata Gubernur Lukas Enembe kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin, (23/9).

Menurut Gubernur, mahasiswa yang menerima beasiswa Otsus Papua harus kembali, jika tidak maka bantuan beasiswanya akan dihentikan.

“Mereka (mahasiswa-red) harus kembali sekolah, jika tidak beasiswanya kita hentikan,” ancamnya.

Ia mengatakan, pemerintah akan menyediakan transportasi kepada mahasiswa yang akan kembali ke kota-kota studi di seluruh Indonesia.

Lanjutnya, mahasiswa yang pulang ke Papua bukan mahasiswa penerima beasiswa Otsus, tetapi mahasiswa program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) maupun yang dibiayai orang dan pemda kabupaten/kota.

Namun, untuk pelajar dan mahasiswa program Program ADEM dan ADIK harus segera kembali karena itu dibiayai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Diketahui, hasil pertemuan antara Gubernur Papua dan sejumlah Bupati di Gedung Negara, Kota Jayapura beberapa waktu lalu, dilaporkan jumlah mahasiswa yang telah kembali mencapai 2.047 orang.

Jumlah terbanyak berasal dari Kabupaten Yahukimo yaitu sekitar 600 mahasiswa.

Setelah Yahukimo, jumlah mahasiswa Papua yang telah pulang kampung berasal dari Kabupaten Nduga yaitu 500 orang.

Total ada 13.542 mahasiswa asal Papua yang tersebar di seluruh Indonesia. (lam/sri)

LEAVE A REPLY