JAKARTA (PT) – Pemerintah Provinsi Papua dan Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) aplikasi PON XX/2021 kepada Tim Keabsahan atlet PON XX di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Senin, (26/10).

Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn). Marciano Norman, dihadiri ketua tim Keabsahan PON XX, Mayjen TNI (Purn) Soedarmo, Wakil Ketua KONI Pusat, Suwarno, Sekum PB PON Papua, Elia Loupatty, Kadis Kominfo Papua, Jery A Yudianto dan stafnya.

Dalam arahannya, Ketua Umum KONI Pusat menyatakan bahwa bimtek ini merupakan pelatihan berbasi IT bagi Komisi Keabsahan PON XX tahun 2021 agar dalam melaksanakan tugas keabsahan dapat berjalan lancar, tertib dan aman.

“Komisi Keabsahan harus melaksanakan tugas dengan baik, berpedoman pada aturan yang telah ditetapkan KONI pusat dan juga berpedoman pada aturan Techical handbook masing-masing cabang olahraga PON XX tahun 2021,” ujarnya.

Mantan Kepala BIN RI ini juga mengharapkan kepada Komisi Keabsahan PON XX agar memverifikasi peserta PON secara cermat berbasis domisili dan berkoordinasi dengan bidang pertandingan dan tim IT PON PON Papua.

Sebab, pada saat entry by name tidak ada atlet cabang olahraga yang melebihi kuota pada PON XX, dan jangan sampai ada intervensi, karena hasil keputusan tim keabsahan bersifat final dan mengikat.

“Jadi, pada saat Delegation Registration Meeting (DRM) semua atlet sudah klir, tidak ada lagi permasalahan status atlet peserta PON XX Papua tahun 2021,” harapnya.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kominfo Papua, Jery A Yudianto bahwa kegiatan bimtek ini sangat penting bagi Komisi Keabsahan PON XX.

“Bimtek ini sangat penting, karena Komisi Keabsahan punya peranan penting untuk mengabsakan semua atlet peserta PON XX tahun 2021 Papua,” katanya.

Kadis Kominfo menjelaskan, awal tahun 2021, kita sudah masuk pada tahapan mereview entry by number yang sudah dilakukan pada tahun 2019 lalu.

Oleh karena itu,  aplikasi ini kita perlu perkenalkan kepada tim keabsahan, sehingga pada saat prosesn verifikasi peserta PON atau entry by number dan entry by name tahun depan semua sudah singkron antara Komisi Keabsahan dan aplikasi untuk verifikasi data yang sudah didaftarkan oleh masing-masing KONI provinsi.

“PON XX Papua semua serba digital, tujuannya kita ingin menghindari penumpukan dokomuen-dokumen seperti PON sebelumnya, sehingga atlet yang bertanding di PON nanti benar-benar sudah terverifikasi,” ucapnya.

Namun, kata Jery, masih ada kendala yang dihadapinya, sebab PB PON melalui bidang Pertandingan bersama 37 induk organisasi cabang olahraga yang akan dipertandingkan di PON belum menetapkan aturan Techical Hand Book (THB).

“Techical handbook ini sangat penting yang harus dituntaskan oleh teman-teman bidang pertandingan PB PON, sehingga menjadi panduan untuk tim keabsahan maupun akan menjadi panduan pada saat penyelenggaraan PON nanti,” pungkasnya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY