KEEROM (PT) – Pabrik ubi jalar milik Pemerintah Provinsi Papua yang dibangun sejak 2010 dan berada di Kampung Arsopura, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, hingga kini belum termanfaatkan dan tidak terawat.

Melihat hal tersebut, Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom, Dr. M. Ridwan Rumasukun, SE, MM, ingin memanfaatkan bangunan tersebut untuk para petani di sekitar lokasi itu.

Ridwan yang turun langsung melihat bangunan pabrik ubi jalar tersebut pada Minggu (1/11) siang, melihat potensi yang besar bila aset milik Pemprov Papua tersebut dimanfaatkan oleh petani, terlebih luas areanya mencapai 10 hektar.

“Diharapkan aset ini bisa dipinjam pakai oleh masyarakat Keerom yang kebutulan saat ini singkong sangat melimpah sehingga bisa dialih fungsikan dan bila nanti betatas juga telah siap maka silahkan digunakan, tapi intinya bagaimana agar ini aset dapat digunakan demi kepentingan masyarakat,” ujar Ridwan.

Ia menyayangkan, sudah adanya beberapa mesin pengolahan ubi jalar tidak termanfaatkan karena nilai ekonomisnya sangat tinggi.

Ridwan pun meminta koperasi petani yang ingin memanfaatkan aset tersebut bisa segera menyurat kepada Pemprov Papua, DPRP dan Pemkab Keerom yang akan membuat surat dukungan.

Sementara Ketua DPRD Keerom, Bambang Wijianto menjelaskan bila saat ini masyarakat di kawasan Arso 4 dan 12 tengah giat menanam jagung dan singkong sehingga bila aset itu bisa dipinjamkan maka produktifitas petani bisa ditingkatkan.

“Kami berharap ini bisa digunakan dan difungsikan sesuai peruntukannya atau direview ulang peruntukannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yakni saat ini masyarakat memiliki perkebunan singkong yang melimpah sehingga bisa digunakan sebagai pabrik singkong dan ini akan dapat mengisi kebutuhan tepung kita di Papua,” kata dia.

Menurut Bambang, pembangunan proyek pabrik tersebut dimulai sejak 2008 yakni pelepasan tanah seluas 10 hektar dan dilanjutkan pembangunan gedung di 2017, pemasangan pagar dan jalan masuk lada Tahun 2019.

Sedangkan peralatan mesin yang telah ada semenjak ada ditempat tersebut belum pernah difungsikan.

Dimana mesin tersebut bantuan dari Kementerian Perindustrian RI pada Tahun 2010.

Pada Maret 2020, DPR Papua dan Disperindag Papua meninjau pabrik tersebut bersama-sama DPRD Keerom.

“Kami sangat berharap ini bisa digunakan untuk pabrik singkong karena kami memiliki potensi singkong yang sangat melimpah siap panen saat ini sedikitnya 50 hektar itu baru 1 kampung dan hampir setiap desa punya lahan singkong dan saat ini masa panen yang melimpah karena cuaca yang pas dan ditambah masa pandemi kemarin kan ingin ketahanan pangan lokal dan saat inilah masa panennya sehingga kami harap pabrik ini dapat digunakan,” tutur Bambang. (ist/rm)

LEAVE A REPLY