KEEROM (PT) – Rencana pengiriman jagung kering hasil produksi petani di Kabupaten Keerom ke Blitar, Jawa Timur, segera terealisasi.

Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom, Dr. M. Ridwan Rumasukun, SE, MM, menjelaskan bila saat ini proses panen masih terus berlangsung, namun sudah ada jagung kering yang siap dikirim ke Blitar sebagai bahan baku pangan ternak.

“Panennya masih berlangsung karena ada kendala cuaca, tapi sudah ada sekitar 16 ton jagung kering yang siap,” ujar Ridwan di Keerom, Jumat (20/11).

Ia memastikan akan mengawal langsung proses pengiriman tersebut karena hal ini sangat membanggakan dan dapat menjadi penghasilan baru bagi masyarakat Papua di tengah pandemi Covid-19.

Produsen pangan ternak di Blitar, terang Ridwan, memiliki kapasitas produksi hingga 1.000 ton/hari sehingga berapapun jagung kering yang dikirim akan mereka terima.

Karenanya, ia berharap seluruh stakeholder bisa mendukung program tersebut dan para petani dapat meningkatkan kapasitas produksinya.

“Sekarang tugas kita adalah memastikan produksi jagung kering ini konsiten dengan standar kualitas yang dibutuhkan produsen pangan ternak di Blitar,” kata Ridwan.

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Keerom, Sunar, menyebut dari 12 hektar luas lahan tanam jagung di Kampung Arsopura, Distrik Skanto, sudah 8 hektare yang sudah selesai di panen.

Cuaca menjadi kendala utama petani dalam proses panen karena ketika hujan mereka tidak dapat melakukan panen yang telah dilakukan dengan cara mekanisasi.

“Masih ada 4 hektar lagi yang belum di panen, kalau cuaca mendukung, dalam 3-4 hari panenmya selesai,” kata dia.

Dari 8 hektar lahan yang telah dipanen, sambung Sunar, belum seluruh produk jagung keringnya telah selesai diolah.

“Sementara sudah ada 16 ton jagung kering yang siap dikirim, rata-rata perhektare hasil panennya mencapai 3-4 ton,” terangnya.

Selain itu, Sunar mengaku telah berkoordinasi dengan PT. Pelni untuk membahas mengenai pengiriman jagung kering hingga ke Surabaya dan dipanjutkan dengan pengiriman melalui jalan darat ke Blitar.

“Jadi kita tidak harus menunggu seluruh lahan selesai dipanen baru kirim, yang sudah ada bisa dan segera dikirim,” ujarnya.

Proses panen perdana lahan jagung yang ditanam sebagai solusi untuk mengatasi masalah ekonomi akibat dampak pandemi covid-19, dilakukan pada 1 November 2020.

Mulai proses tanam hingga panen telah dilakukan menggunakan metode mekanisasi dengan dukungan anggaran Pemkab Keerom hasil realokasi dan refokusing APBD 2020. (ist/rm)

LEAVE A REPLY