JAYAPURA

Badan Pusat Statistik (BPS) Papua merilis nilai ekspor Papua di bulan September 2016 mencapai US$280,61 juta atau meningkat 12,66 persen dibanding Agustus 2016 sebesar US$249,07 juta.  Ekspor dari Papua ke India tertinggi dengan nilai US$117,10 juta, diikuti Jepang US$85,42 juta dan Tiongkok US$56,62 juta.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua JB Priyono dalam keterangan persnya, di Jayapura menjelaskan bahwa ekspor non migas terbesar secara persentase terjadi pada golongan Ikan & Hewan Air Lainnya (HS03) yaitu sebesar US$0,01 juta (309,33 persen). Diikuti golongan Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) dan Non Migas Lainnya yang masing-masing meningkat sebesar US$36,59 juta (15,25 persen) dan US$0,01 juta (12,64 persen). “Berbeda dengan ekspor Kayu & Barang dari Kayu (HS44) yang mengalami penurunan sebesar US$5,07 juta (56,45 persen),” katanya.

Sementara untuk ekspor ke enam negara utama pada September 2016 mencapai US$276,56 juta atau meningkat 13,56 persen dibanding nilainya pada Agustus 2016.  Ekspor ke India mencapai angka terbesar yaitu US$117,10 juta, diikuti Jepang US$85,42 juta dan Tiongkok US$56,62 juta. Namun secara kumulatif, ekspor Papua ke enam negara utama pada Januari-September 2016 dibandingkan periode yang sama pada 2015 mengalami penurunan. Yakni mencapai sebesar 16,61 persen, begitu pula dengan ekspor ke negara lainnya yang turun hingga 58,64 persen,” urainya.

Berbeda dengan ekspor Papua yang mengalami peningkatan, nilai impor Papua pada September 2016 mencapai US$55,22 juta atau menurun 24,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai US$73,30 juta.  “Secara kumulatif nilai impor Papua Januari-September 2016 mencapai US$523,50 juta atau 2,25 persen lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2015 yang mencapai US$535,56 juta,” kata dia.

Sementara secara persentase dari 10 golongan non migas utama, nilai impor Berbagai produk kimia (HS38) merupakan golongan barang yang mengalami penurunan terbesar yaitu sebesar US$1,13 juta (76,38 persen) diikuti golongan Kendaraan dan bagiannya (HS87) sebesar US$1,08 juta (36,97 persen) dan golongan Perkakas (HS82) sebesar US$0,16 juta (32,81 persen). Impor golongan non migas lainnya juga menurun sebesar US$7,74 juta (57,45 persen).

Sementara tiga negara pemasok barang terbesar selama September 2016 adalah Australia dengan nilai US$16,29 juta (29,51 persen), Amerika Serikat US$12,64 juta (22,89 persen), dan Singapura US$7,70 juta (13,95 persen).

Impor kumulatif dari tujuh negara utama pada Januari-September 2016 senilai US$422,66 juta atau meningkat 5,47 persen dibanding nilainya pada Januari-September 2015 yang senilai US$400,74 juta.

LEAVE A REPLY