JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua prihatin dengan kejadian yang dialami anak-anak Papua yang tidak lolos pada saat melakukan tes kepolisian.
Hal ini diungkapkan, Sekda Papua Hery Dosinaen, SIP, MKP usai menerima puluhan anak-anak Papua yang tidak lolos tes kepolisian di halaman kantor Gubernur, Selasa (20/6/2017).
“Menengai anak-anak asli Papua yang berunjuk rasa karena tidak lolos tes secaba kepolisian, kita prihatin. Ini tentu nanti (akan kita sampaikan kepada) bapak Gubernur untuk dikoordinasikan dengan bapak Kapolda, selanjutnya diharapkan bisa diakomodir,”ungkapnya.
Walaupun demikian, Sekda mengakui untuk masuk ke kepolisian tersebut tesnya sangat berat.
“Tapi yang saya perlu sampaikan memang untuk masuk tes di kepolisian ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Bukan hanya di secaba kepolisian, tetapi juga di IPDN justru banyak juga anak-anak kita yang tidak diterima karena gred yang dipersyaratkan sangat tinggi. Sehingga kemarin kita minta di kepolisian untuk diturunkan, baik tinggi badan kesehatan dan lainnya,”kata dia.
Ditambahkan Sekda, masalah ini akan menjadi perhatian pihak pemerintah provinsi dalam waktu dekat ini. Sehingga pihaknya akan segera menjadwalkan pertemuan bersama seluruh stake holder diantaranya DPRP, MRP dan Kapolda.
“Sehingga nanti semuanya bakal duduk berkoordinasi untuk merealisasikan bagaimana merekrut lebih banyak anak-anak asli Papua (supaya bisa diterima di kepolisian),”terangnya.
Ditempat yang sama Pdt. John Baransano menyatakan, mereka mengeluhkan tidak ada keberpihakan pihak panitia penerimaan tes bintara kepolisian (Secaba) kepada putra dan putri asli Papua. Tercatat sekitar 200-an anak asli Papua telah dinyatakan gugur dalam tes tersebut.
“Kami datang ke tempat ini untuk mengadukan tidak ada keberpihakan kepada orang asli Papua dalam penerimaan tes Secaba. Padahal anak-anak ini datang dari kabupaten yang jauh. Bahkan ada yang dari Wamena, kemudian kabupaten di pegunungan lainnya. Sehingga kita harap bapak Sekda bisa memperhatikan aspirasi kami,”pungkasnya. (ing/rm)