JAYAPURA (PT) – Ketua DPR Papua, DR. Yunus Wonda SH, MH mengaku sangat menyangkan kejadian yang terjadi di Kampung Aliguru, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, pada Rabu (11/7/18).

Dimana tindakan puluhan aparat gabungan TNI/Polri, menurutnya yang diduga telah melakukan penyergapan dan penyerangan markas kelompok TPN/OPM sangat berlebihan.

Diakuinya, dari perkembangan informasi yang diketahuinya bahwa mobilisasi aparat kemanan yang cukup besar di Papua khususnya di Nduga.

“Di Papua atau di Nduga bukan jalur gaza dan juga bukan daerah perang, bukan daerah operasi militer. Kalau memang ada oknum, kan banyak cara yang dapat dilakukan untuk bagaimana merangkul masyarakat kita disana  yang bersebrangan, mendekati mereka. Ada banyak cara, bukan dengan operasi dengan pesawat atau heli kopter dan mengirim sekian banyak pasukan kesana,” tegas Yunus Wonda dengan nada kesel.

Ia menambahkan bahwa nyawa masyarakat sipil jangan dijadikan korban.

Bahkan ia juga meminta kepada Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cenderawasih bahwa sekian banyak pasukan harus ditarik keluar dari Nduga.

“Itu bukan menyelesaikan masalah di Nduga,” katanya.

Iapun mengajak supaya aparat jangan menakuti masyarakat dengan hal yang membuat mereka tidak nyaman oleh negara diatas tanah mereka sendiri.

Tapi tugas kita hari ini bagaimana membuat orang Papua mencintai bangsa ini, bukan membuat mereka takut terhadap bangsa ini.

“Saya mau sampaikan semua pasukan yang ada di sana ditarik kembali. Kembalikan kondisi semula. Berikan kembali kenyamanan dan kedamaian kepada masyarakat yang di sana,” tandasnya.

Sementara itu, secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. AM. Kamal mengklaim tidak benar adanya pembakaran di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

“Yang benar itu ketika anggota mendrop makanan kemudian ditembaki oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Jadi kalaupun ada helikopter adalah untuk mengirim bahan makanan di beberapa poa pengamanan yang ada di Kabupaten Nduga,” beber Kabid Humas.

Senada dengan itu, Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf. M. Aidi mengaku bahwa tidak ada perintah untuk melakukan pengejaran KKB di Kabupaten Nduga.

“Peralatan kami sampai saat ini masih mendukung kinerja pemerintah daerah dan pendorongan logistik serta membantu masyarakat,” pungkasnya. (ara/dm)

LEAVE A REPLY