JAYAPURA (PT) – Setiap anak bangsa berhak mendapatkan pendidikan yang layak, kalimat inilah yang membuat personil Binmas Noken Polres Pegunungan Bintang, Briptu Eduard Habibu dan Anggota Sat Lantas Polres Pegunungan Bintang, Briptu Treslinda A menggandeng anggota TNI dan IPDN untuk hadir membagi ilmu di SD Inpres Mimin, Distrik Oksop Pegunungan Bintang, Selasa (2/10).

Pengabdian Tim yang dikoordinir Briptu Eduard dan Briptu Treslinda tidaklah mudah, lantaran mereka harus menempuh perjalanan selama 1 jam menggunakan mobil dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama kurang lebih 3 jam untuk sampai di SD Inpres Mimin.

Namun perjalanan yang panjang itu semuanya terbayar setelah Tim sampai di Kampung Mimin dan disambut dengan hangat dan penuh gembira oleh masyarakat serta para murid SD Inpres Mimin, Oksop dan juga para guru-guru dari Indonesia Mengajar yang telah mengadi di SD Inpres itu.

Tim yang dikoordinir oleh Personil Binmas Noken ini langsung berbagi ilmu dengan mengajar di kelas inspirasi, dimana dalam kelas ini para murid diajarkan tentang wawasan kebangsaan dan mengenal berbagai profesi yang ada dengan tujuan memupuk cita-cita anak-anak di Kampung Mimin untuk menjadi abdi negara apapun profesinya.

Selain berbagi ilmu, Tim memberikan bantuan bagi pihak SD Inpres Mimin berupa bola kaki yang diberikan oleh Kasat Lantas Polres Pegunungan Bintang melalui Briptu Treslinda dan juga pemberian Alkitab dari Briptu Eduard kepada salah seorang guru yang berasal dari Kampung Mimin.

Kehadiran Tim ini juga membawa dampak positif bagi anak – anak di Kampung Mimin dimana mereka akhirnya banyak yang bercita – cita untuk menjadi seorang prajurit TNI, Polri maupun Tenaga Kesehatan yang notabene adalah pelayan masyarakat.

Briptu Eduard Habibu menjelaskan, kegiatan kali ini dilakukan atas dasar kepedulian terhadap dunia pendidikan di pedalaman dan turut serta mencerdaskan generasi muda bangsa.

Selain itu, Briptu Treslinda menaruh harapan besarnya agar ada pihak-pihak terkait yang bisa ikut peduli dengan dunia pendidikan di pedalaman Papua, karena ia melihat secara langsung bagaimana para murid harus menuntut ilmu dengan segala keterbatasan yang ada.

“Mulai dari seragam sekolah hingga bangunan sekolah yang sudah kurang layak digunakan,” katanya. (jul/rm)

LEAVE A REPLY