JAYAPURA (PT) – Pemerintah Provinsi Papua meminta maskapai penerbangan agar tidak menaikkan harga tiket pesawat seenaknya, namun harga tiket harus sesuai dengan ambang batas.

Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH berharap maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan ke Papua agar dapat meninjau ulang harga tiket itu.

Sebab, masyarakat mengeluhkan tingginya harga tiket tujuan Papua atau sebaliknya ke luar Papua.

“Harga tiket menjelang hari raya keagaman sangat mahal, misalnya tiket Jayapura–Jakarta bisa mencapai Rp 12 juta,” kata Gubernur Enembe kepada wartawan, Selasa (18/12).

Gubernur Enembe berharap maskapai penerbangan baik Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya dan pesawat lainnya yang ada di Papua, jangan menaikkan harga tiket, apalagi pada saat perayaan hari keagamaan seperti natal.

“Ini sudah menjadi kebiasaan bagi maskapai, yang menaikkan harga tiket di hari raya keagaaman. Ini harus bisa dihandel oleh maskapai,” ujarnya.

Sebelumnnya mahalnya harga tiket pesawat disoroti salah satu anggota Komisi IV DPR Papua, Boy Markus Dawir meminta pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan untuk segera mengambil langkah tegas, guna menormalkan kembali harga tiket pesawat di Papua.

Menurut Boy, jelang hari raya, baik Natal dan Lebaran, harga tiket bisa naik mencapai angka Rp 6 jutaan hingga Rp 10 jutaan sekali terbang.

Padahal, biasanya harga tiket pesawat kelas ekonomi yang biasa didapat Rp 2-3 juta.

Untuk itu, BMD, sapaan akrab politisi Partai Demokrat ini, mengharapkan pemerintah pusat jangan hanya orang Papua saja yang terus dikorbankan.

“Sebab dari akumulasi, hal ini yang sering terjadi gesekan yang besar untuk kita di Papua. Muncul kekecewaan rakyat Papua terhadap pemerintah,” katanya.

BMD meminta agar sudah saatnya pemerintah pusat melihat hal ini dan mengambil langkah untuk kembali jangan menggunakan harga tertinggi, tetapi normalkan seperti harga semula. (ing/rm)

LEAVE A REPLY