JAYAPURA (PT) – Pemerintah akan membangun dua pos lintas batas negara (PLBN) di wilayah Provinsi Papua pada tahun 2019.

Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Provinsi Papua, Suzana Wanggai mengatakan, dua pos lintas batas yang akan dibangun itu, yakni pos lintas batas Sota di Merauke dan pos lintas batas Yetetkun, Kabupaten Boven Digoel.

“Pembangunan perbatasan ini menjadi perhatian Presiden Jokowi agar bisa memberikan kesejahteraan dan keadilan bagi penduduk perbatasan dan itu janji presiden ketika berkunjung ke Merauke akan dibangun pos lintas batas di Sota tahun ini,” katanya.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Papua sudah mengusulkan untuk pembangunan dua pos lintas batas itu dan semua biaya pembangunan dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN).

“Kita harapkan dengan pembangunan dua pos lintas batas ini, Papua New Guinea (PNG) bisa segera membangun pos lintas batas mereka dan nanti dalam pertemuan Border Liaison Officers Meeting, kita akan mendorong PNG untuk segera membangunan pos mereka,” ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Boven Digoel Benediktus Tambonop, mendorong pembangunan pos lintas batas negara (PLBN) di Yetetkun yang berbatasan langsung dengan Ambaga, PNG.

Pembangunan PLBN diyakini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat yang menghuni wilayah perbatasan.

Sebab dengan kondisi yang ada saat ini saja, perputaran uang per hari diklaim oleh Bupati Tambonop diatas Rp 1 juta.

“Sayangkan karena akses jalan belum ada maka warga Papua Nugini kalau beli pinang dari Boven Digoel berpikira dua kali untuk beli dalam jumlah banyak. Sebab mereka harus berjalan kaki sejauh  tiga kilometer,” tutur Bupati Tambonop.

Ditambahkan, jika Boven Digoel telah memiliki PLBN diyakin pihak negara tetangga akan membangun sarana serupa, berikut akses jalan, sehingga kegiatan perekonomian akan lebih bertumbuh di perbatasan Yetetkun.

Pihaknya pun berencana membangun sebuah mini market, guna mengajak seluruh orang Papua New Guinea agar berbelanja di swalayan yang nantinya bakal dibangun itu.

“Sebab sekarang saja jumlah pelintas batas diatas lima yang membeli kebutuhan bahan pokok dan lainnya. Namun jika ada acara keluarga di Yetekun, dipastikan warga Papua Nugini yang datang bisa sekitar 50-100 orang. Mengapa karena ini dua bersaudara yang terpisah negara, sehingga jika ada acara keluarga nantinya akan saling mengunjungi dan itu sudah biasa di Boven Digoel,” imbuhnya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY