JAYAPURA (PT) – Panglima Kodam XVII/ Cenderawasi Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, SIP meminta kepada masyarakat yang berada di Kabupaten Nduga jangan terprovokasi dengan isu bahwa TNI datang ke Kabupaten Nduga untuk membunuh rakyat.

Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) selalu memumatar balikkan fakta, mereka membuat seakan-akan TNI adalah pelaku penjahat kemanusiaan.

Mereka membuat opini bahwa yang dibantai di distrik Yigi pada bulan Desember tahun lalu adalah anggota TNI yang menyamar, tapi nyatanya media bisa melihat langsung korban dikembalikan ke keluarga semuanya adalah warga sipil.

“Kita juga melihat yang sedang viral di media sekarang, keluarga membuat surat terbuka kepada Presiden agar informasi tentang nasib anggota keluarganya yang masih dinyatakan hilang agar segera terungkap,” terang Pangdam YP Sembiring.

Kata Pangdam YP, saat diklarifikasi bahwa apakah rakyat tidak trauma atas kehadiran prajurit TNI di Kabupaten Nduga, Pangdam menjelaskan bahwa situasi di Nduga saat ini kondusif.

Rakyat yang mengungsi akibat insiden pembantaian terhadap karyawan PT. Istaka Karya pada 2 desember 2018 lalu sudah mulai kembali ke kampung dan menjalani kehidupan sosial dan ekonomi secara normal.

“Mereka diamankan oleh aparat TNI dan Polri dan mendapatkan bantuan sembako dan layanan kesehatan baik dari aparat keamanan maupun dari pemda setempat,” ujar Pangdam.

Diakui YP Sembiring, bahwa rakyat justru trauma terhadap tindakan kekerasan oleh KKSB, bukan kepada TNI.

“Kita bisa membayangkan bagaimana rakyat sipil diikat tangannya dari belakang, dikumpulkan jadi satu kemudian ditembak dan dibantai secara sadis tampa pri kemanusiaan. Guru-guru dan tenaga kesehatan yang sedang bertugas di Mapenduma dianiaya dan diperkosa pada bulan Oktober 2018 lalu,” katanya.

“TNI tidak mungkin dan tidak akan pernah melakukan tindakan biadab seperti itu karena TNI hadir untuk Rakyat melindungi dan memberi Bantuan kepada Rakyat,” tandasny. (jul)

LEAVE A REPLY