JAYAPURA (PT) – Manajemen Perseru Serui mengakui sedang melakukan negosiasi dengan salah satu pengusaha asal Lampung untuk mengakuisisi saham klub yang dijuluki Cenderawasih Jingga itu.

Ketua Umum Perseru Serui, Tony Tesar, mengatakan, menjual klub sebenarnya cuma salah satu opsi yang terbaik untuk menyelamatkan Perseru dari krisis keuangan.

Pilihan lain adalah manajemen sudah berusaha membangun komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Papua untuk membantu Perseru agar mendapatkan sponsor dari PT. Freeport Indonesia.

Namun, usaha manajemen sampai saat ini tidak berhasil.

“Kita sudah berusaha melobi PT Freeport, tetapi selalu ditolak dan juga antusias masyarakat untuk datang ke stadion juga sangat terbatas, ini juga alasan sponsor kurang menarik untuk mendukung klub yang ada di Papua,” tegas Tony Tesar kepada pers, Jumat (5/4).

Toni Tesar yang juga selaku Bupati Kepulauan Yapen mengaku, seusai rapat pengurus Perseru, untuk membahas krisis keuangan ini dan ia selaku ketua umum harus mengambil keputusan yang terbaik.

“Klub membutuhkan suntikan dana segar untuk membantu biaya operasional tim dan pembayaran gaji pemain, tetapi pendapatan kita dari setiap laga home kecil dan klub dilarang menggunakan dana APBD untuk klub profesional,” bebernya.

Selain itu, alasan sponsor tidak begitu melirik Perseru dalam beberapa musim belakangan.

Sokongan sponsor lokal seperti Bank Papua yang mau mengucurkan dana pun hanya Rp 1,5 milyar per satu musim kompetisi.

“Dalam beberapa musim terakhir otomatis kami cuma mengandalkan dana dari Bank Papua yang besarnya tidak seberapa, sementara untuk Persipura Jayapura mendapatkan dukungan yang sangat besar dari bank milik rakyat Papua ini,” ujar mantan Anggota DPD RI itu.

Namun diakuinya, prestasi dan dukungan masyarakat kepada tim Persipura Jayapura yang begitu luar biasa, sehingga Bank Papua dan Freeprot menggelontorkan anggaran yang besar kepada Persipura.

Alasan lainnya, imbuh Tony Tesar, tahun ini Pemerintah akan melakukan renovasi Stadion Marora Serui untuk persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020.

Dengan demikian, Perseru akan mencari stadion lain di luar Papua untuk menjamu klub lain.

“Jika kita home base di luar Papua, maka financial yang diperlukan sangat besar, sepeti sewa stadion, hotel dan lainnya, tentu kita tak sanggup, tetapi kami akan berupa agar Perseru tetap eksis baik di liga 1 maupun liga 2. Yang penting Perseru harus tetap ada,” pungkasnya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY