WAMENA (PT) – Gubernur Papua, Lukas Enembe bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI. Herman Asaribab, dan utusan dari Mabes Polri, Irjen Pol. Paulus Waterpauw mengunjungi korban kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Rabu (25/9).

Bukan saja mengunjungi korban kerusuhan yang dirawat di RSUD Wamena, Gubernur juga menemui para pengungsi di Makodim 1702/JWY dan Mapolres Jayawijaya.

Diketahui, para pengungsi ini adalah para korban yang rumahnya dibakar dan beberapa masyarakat yang merasa trauma.

Jumlah pengungsi diperkirakan mencapai ribuan orang yang terdapat didalamnya anak-anak.

Dari penuturan beberapa warga yang mengungsi bahwa mereka memilih mengungsi karena trauma dan ketakutan.

Didepan para pengungsi, Gubernur menyampaikan ucapan prihatin dan duka mendalam atas peristiwa kerusuhan yang menimbulkan adanya korban jiwa dan korban luka.

“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Papua menyampaikan ucapan turut berbela sungkawa atas peristiwa yang terjadi ini,” ungkap Gubernur.

Diakuinya, kita semua tidak menginginkan hal ini dan terjadi diluar dugaan kita semua termasuk pemerintah.

Dia menegaskan, peristiwa kerusuhan yang terjadi dilakukan oleh sekelompok orang dan bukan mewakili seluruh masyarakat asli Papua.

“Mereka ini (pelaku kerusuhan) adalah sekelompok orang yang memang punya otak tidak bagus. Mereka melakukan kekerasan dan mereka bukan mewakili orang Papua,” tegas Gubernur.

Gubernur berharap peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari, baik di wilayah pegunungan terutama di Wamena dan diseluruh tanah Papua.

Gubernur juga mengingatkan bahwa pemerintah di Papua tidak pernah takut dengan siapapun.

Sebab ada aparat keamanan TNI/Polri yang siap menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di tanah Papua

“Pemerintah tidak pernah takut siapapun. Pemerintah masih kuat. TNI/Polri masih kuat untuk mengalahkan semua kejahatan yang terjadi di tanah ini. Siapapun yang bertindak diluar kewenangan, siapapun menganggu ketertiban keamanan akan berhadapan dengan TNI Polri dan itu tidak ampun,” ucap Gubernur.

Oleh karena itu, Gubernur meminta warga yang masih mengungsi terutama yang membuka usaha agar bisa kembali ke rumahnya masing-masing.

“Saya jaminkan saudara-saudara tidak perlu takut, sebab, kita masih berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang punya hak untuk hidup, hak untuk mencari makan. Tidak boleh ada orang yang membatasi kita dan tidak diganggu oleh situasi keamanan seperti ini,” serunya.

“Saya harap setiap warga bisa kembali kerumahnya masing-masing yang punya usaha. Tapi yang berada di dalam kota. Kalau di kawasan pinggiran kota, lebih baik sementara didalam kota dulu. Kita jamin keamanan ada TNI Polri yang siaga menjaga keamanan di dalam kota ini,” serunya menambahkan.

Sementara itu, salah seorang perwakilan pengungsi meminta agar pemerintah bisa memulangkan mereka ke kampung halamannya, mengingat rumah dan harta benda mereka sudah ludes terbakar, termasuk pengurusan jenazah korban kerusuhan.

Menanggapi itu, Gubernur menegaskan, dari TNI telah menyediakan satu pesawat Hercules yang siap mengangkut para pengungsi dengan tujuan Jayapura.

Selain itu, terdapat satu pesawat jenis CN milik Polri yang disiagakan untuk mengevakuasi korban luka dan juga jenazah korban kerusuhan ke Jayapura.

Dikesempatan itu, Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengimbau kepada para pengungsi agar tidak lagi termakan isu hoax yang justru menimbulkan keresahan.

“Informasi hoax itu saat ini lebih banyak dari tempat pengungsian. Masih pagi sudah ada informasi dari kelompok ini mau menyerang, itu saya harap tidak boleh lagi. Situasi keamanan tolong serahkan kepada kami pemerintah dan TNI Polri,” ujarnya.

Bupati juga mengimbau, agar warga pengungsi tidak lagi membawa senjata tajam ditempat tempat umum dalam kota.

Sebab dikhawatirkan akan mempengaruhi masyarakat di kampung kampung dan distrik.

“Kita akan sweeping senjata tajam,” tegasnya.

Terkait logistik pengungsi, Bupati Jhon mengaku, akan mendapat bantuan dari Pemprov Papua melalui Dinas Sosial dan juga dari Kodam Cenderawasih

“Kita akan buka dapur umum dari Dinsos dan juga Kodam untuk bisa melayani kebutuhan makanan semua pengungsi,” bebernya.

Sementara itu, dari pantauan situasi keamanan di pusat kota memang mulai berangsur kondusif.

Namun terlihat disepanjang jalan masih sepi tapi sejumlah aparat terlihat bersiaga dengan senjata lengkap.

Kemudian sejumlah toko dan kios serta rumah makan juga masih tutup.

Bahkan terlihat sisa-sisa kendaraan baik roda dua dan roda empat yang terbakar masih berada di ruas jalan. (rm)

LEAVE A REPLY