JAYAPURA (PT) – La Ode Alwi (34) dan Sattiar alias Midun (25) korban tembak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPNPB/OPM) atau biasa disebut Polri sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), dievakuasi lewat udara dari Kabupaten Puncak ke RSUD Mimika, Jumat,  (27/9) pagi.

Kepala Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangan tertulisnya yang diterima Papuatoday.com mengatakan, kedua korban itu diangkut menggunakan dua unit pesawat Enggang Air Service jenis Grand Caravan, dengan pilot Capten Irela Yudiasto dan  Capten Joel.

Mereka tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika, Jumat pagi, sekira pukul 09.22 WIT.

“Jenazah Sattiar alias Mudun diangkut menggunakan Enggang Air Service jenis Grand Caravan C208B/PK-RSD, sedangkan jenazah La Ode Alwi diangkut menggunakan Grand Caravan C208B/PK-RSPl,” kata Kamal di Jayapura.

Setelah tiba di Timika, lanjut Kamal, jenazah Sattiar langsung dibawa menuju Masjid Al Kahfi, Jalan Makarena Timika, untuk disemayamkan.

Sedangkan jenazah La Ode Alwi yang tiba pukul 09.40 WIT, dikeluarkan dari pesawat dan selanjutnya  dibawa menuju RSUD Mimika.

“Kedua korban akan diterbangkan ke kampung halamannya masing-masing, saat ini anggota kami tengah berkoordinasi dengan pihak keluarganya di Makassar, sembari mempersiapkan proses pengiriman dari Timika,” jelasnya.

Dikabarkan sebelumnya, anggota KKB menembak dua orang tukang ojek di di depan jembatan gantung Muara, Kampung Amungi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, pada Kamis, 26 September 2019, pukul 12.53 WIT.

Penembakan diketahui setelah dua warga setempat yakni Darlin dan Delinus Dewelek yang menyaksikan kejadian itu, langsung melaporkannya ke Polsek Ilaga.

Anggota BKO Brimob serta TNI pun langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan penyisiran.

Informasi yang dihimpun Papuatoday.com, peristiwa itu diduga akibat ketidaksenangan anggota KKB atas imbauan pemerintah setempat yang meminta seluruh anggota KKB segera keluar dari wilayah Kabupaten Puncak.

Hal ini sebagai sikap tegas pemerintah Puncak yang menginginkan masyarakat di daerahnya tetap merasa aman, pasca penyanderaan disertai pembunuhan Briptu Heidar yang merupakan anggota Polda Papua di Kampung Mudidok, Distrik Ilaga, pada 12 Agustus 2019 lalu.

Bupati Puncak, Willem Wandik menyangkan perlakuan bengis KKB terhadap warga sipil.

Ia menyampaikan bela sungkawa bagi keluarga korban.

“Untuk kasus ini biarlah pihak berwajib yang menangani serta mengungkap pelaku penembakan keji itu. Saya imbau kepada masyarakat saya untuk tenang dan tetap waspada, serta tidak terpancing berbagai isu,” ujarnya.

Kapolres Puncak Jaya AKBP Ari Purwanto mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kelompok KKB mana otak dibalik penembakan itu.

Mengingat, dari laporan apart keamanan, saat ini sejumlah kelompok KKB yang beroperasi di beberapa wilayah seperti Puncak Jaya, Lanny Jaya, dan Kali Kopi Timika sedang mengadakan agenda pertemuan di pegunungan Kabupaten Puncak.

“Pimpinannya di Puncak (bernama) Militer Murib. Hingga kini Satgas Gakkum gabungan Polri dan TNI masih melakukan pengejaran terhadap KKB,” singkatnya lewat pesan WhatsApp, Jumat siang. (mt/sri)

LEAVE A REPLY