JAYAPURA (PT) – Pemerintah Provinsi Papua akan membentuk tim untuk pemulangan mahasiswa eksodus sebanyak 307 ke kota studinya masing-masing yang ada di Kota Jayapura.

Sekda Papua, Hery Dosinaen  mengatakan, Pemprov Papua akan mendukung pemulangan mahasiswa eksodus.

“Kemarin kami sudah melakukan rapat di Polda Papua, saya sudah laporkan kepada pak gubernur terkait pemulangan mahasiswa sebanyak 307 orang ini,” kata Sekda Hery Dosinaen kepada wartawan di Jayapura usai menghadiri coffee morning Kapolda Papua dengan Forkopimda dan tokoh-tokoh Papua dalam rangka menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif di Tanah Papua, di Jayapura, Selasa (26/11).

Menurutnya, pemulangan mahasiswa eksodus tersebut akan dikoordinir oleh Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw.

Nantinya, data mahasiswa akan dilaporkan kepada Gubernur sekaligus melaporkan kebutuhan anggaran pemulangan mahasiswa.

“Pemda siap membiayai, saya laporkan kepada pak gubernur siap untuk  mengakomodir,” tandasnya.

Sebelumnya Kapolda Papua menegaskan, dalam waktu dekat, sebanyak 307 mahasiswa eksodus yang berada di Kota Jayapura, Papua, akan dipulangkan ke kota studinya masing–masing.

Pemulangan ini dilakukan karena didukung langsung oleh pemerintah, termasuk Gubernur Papua.

Rencananya pemulangan mahasiswa eksodus ini dilakukan setelah kunjungan Menkopolhukam, Mahfud MD ke Papua pada pekan depan.

“Dari 307 mahasiswa tersebut mereka ingin separuhnya cepat dipulangkan agar mereka tahu bahwa pemerintah serius untuk membuat Provinsi Papua dan Papua Barat kembali aman dan damai,” kata Kapolda Papua.

“Tujuan pemulangan para mahasiswa itu adalah atas inisiasi saya sendiri selaku Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cenderawasih demi kepentingan keamanan di wilayah Papua. Dari hasil pengakuan adik-adik mahasiswa, mereka juga ingin kembali ke kota studinya masing–masing, baik itu di Sumatera, Kalimantan, Jawa, bahkan Sulawesi, dalam waktu dekat,” jelas Kapolda Papua.

Untuk diketahui, sebanyak dua ribuan mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di sejumlah kota studi di Indonesia, memilih kembali ke Papua pasca-insiden ujaran rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, pada pertengahan Agustus lalu. (ing/sri)

LEAVE A REPLY