Di Deiyai, Gubernur Ajak Bupati di Wilayah Mee Pago Bersatu

Usia melakukan kunjungan di Kabupaten Paniai, Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Deiyai dan Dogiay. Meskipun perjalanan dari Kabupaten Paniai menuju Kabupaten Deiyai hanya dua jam menggunakan jalan darat karena bertetangga namun semangat Gubernur tak pantang surut.

Kedatangan rombongan Gubernur Papua di Kabupaten Deiyai cukup disambut baik masyarakat Deiyai. Ya, setibanya di Deiyai, Gubernur menuju Kantor Bupati Deiyai untuk istirahat sejenak sambil makan siang. Disana, Gubernur disambut tarian adat dan ratusan masyarakat yang sudah menunggu kedatangan rombongan.

Dalam penyampaiannya didepan ratusan masyarakat Deiyai, Gubernur menjelaskan, kalaupun orang Koteka jadi Gubernur dan Bupati tapi harapan tidak bisa dicapai terlalu cepat karena persoalan Papua sangat kompleks dan luar biasa. Sebab dari tahun ke tahun Papua mengalami ketertinggalan, kebodohon, kemiskinan dan ketidakadilan pembangunan sudah terjadi tahun-tahun yang lalu.

“Hari ini anak Koteka naik jadi Gubernur Papua maka saya sudah membuat banyak perombakan yang luar biasa yang tidak pernah dilakukan oleh Gubernur sebelumnya. Karena saya lahir dan besar dalam lingkungan orang-orang yang masih pake Koteka dan Noken kemudian saya digendong didalam noken itu hidup menderita. Oleh karena itu, saya melakukan kebijakan-kebijakan untuk membela masyarakat miskin,”kata Gubernur.

Gubernur menjelaskan, pemerintahan yang dipimpinnya baru satu tahun tujuh bulan berjalan namun kebijakan akan lebih banyak melihat proteksi kepada orang asli Papua yang miskin dan tertinggal supaya mereka bisa bangkit, lebih baju, lebih mandiri dan lebih baik lagi. Itulah sebabnya, lanjut Gubernur bahwa pola anggaran APBD sudah dirubah. Gubernur menegaskan, di provinsi tidak boleh ada dana dan semua harus dikembalikan ke kabupaten/kota. Dan saat ini tahun pertama sudah berjalan, anggaran kita sudah baik dan tidak lagi di provinsi dan provinsi sudah tidak ada dana.

Karena selama ini lebih banyak dana dikelola oleh provinsi tapi saat ini tidak lagi dan pemerintah sudah kembalikan ke kabupaten/kota. Termasuk Gubernur tidak akan mengurus kegiatan proyek di kabupaten tapi biarlah para bupati yang mengelola karena bupati lebih dekat dengan masyarakat. “Tidak mungkin masyarakat di kabupaten datang ke saya di provinsi karena saya mengurus lebih kepada kebijakan-kebijkan negara karena saya wakil pemerintah pusat di provinsi,”bebernya.

Oleh karena itu, orang Papua tidak boleh tertinggal, bodoh, mati karena jumlah orang asli Papua kecil dan sedikit yang ada di Indonesia. Anak-anak Papua harus bangkit dan bersekolah serta kebiasaan buruk yang anak-anak buat harus ditinggalkan, tidak boleh lagi ada orang mabuk, mengkomsumsi miras, narkoba serta melakukan hubungan seks bebas yang berujung HIV/AIDS.

“Orang Papua sudah banyak mati karena miras dan HIV/AIDS. Tolong jaga generasi pemuda Papua. Tokoh agama, tokoh adat, Kepala Suku jangan hanya diam tapi punya tugas memberikan nasehat kepada anak-anak,”imbuhnya.

Gubernur menambahkan, dengan berbagai kebijakan yang sudah dibuat maka Kabupaten Deiyai mendapat prioritas untuk pembangunan selama lima tahun dan mendapat sedikit dana tambahan. Karena Deiyai mencatat bahwa sejarah peradaban orang Mee ada di Deiyai.

“Ada lima kabupaten yang mendapat dana tambahan karena dijadikan kabupaten percontohan lewat program Gerbang Mas Hasrat Papua yakni Kabupaten Supiori, Deiyai, Boven Digoel, Keerom dan Lanny Jaya. Dana tambahan Rp 35 miliar yang dikucurkan ke Kabupaten Deiyai diharapkan dapat diwujudkan dalam program yang nilai lebih prioritas di Kabupaten Deiyai. Peradaban Suku Mee di Deiyai harus dijaga dan Bupati dan Wakil Bupati supaya tetap kompak kemudian bekerjasama dengan Muspida supaya sama-sama membangun,”ucapnya.

Selain itu, keamanan paling penting untuk menciptakan situasi keamanan semua masyarakat dan ini bukan saja menjadi tanggungawab pemerintah dan pihak keamanan. Tapi seluruh komponen masyarakat di Deiyai sehingga pembangunan dapat berjalan. “Kalau daerah tidak aman maka daerah tidak bisa dibangun. Banyak kebijakan yang sudah saya buat untuk membangun Papua misalnya bagaimana perusahaan itu memberikan kontribusi kepada masyarakat Papua,”paparnya.

Contohnya, kata Gubernur pelebaran jalan di Sentani, Kabupaten Jayapura maka perusahaan itu harus membangun rumah masyarakat dan itu sudah dilakukan. Selain itu, urusan pajak-pajak oleh perusahaan harus membuka rekening di Bank Papua termasuk PT Freeport Indonesia supaya memberikan kontribusi kepada daerah dan Bank Papua bisa melayani masyarakat. “Ini belum terjadi pada tahun-tahun sebelumnya oleh Gubernur Papua. Ini sudah kami lakukan dan orang Koteka yang bikin,”ujarnya.

Gubernur berharap supaya seluruh masyarakat mendukung semua program Bupati dan Wakil Bupati. Tidak boleh ada lagi lawan politik tapi mari bersatu semua komponen masyarakat. Bahkan seluruh Bupati di wilayah adat Mee Pago harus bersatu. Tidak boleh lagi ada perpecahan antara bupati Kemah Injil dan bupati katolik, semua harus bersatu. “Kita di Papua sudah kompak dan di kabupaten juga harus demikian. Tidak boleh menciptakan isu-isu yang tidak baik yang bisa mempercah kebersamaan antara masyarakat sebab semua satu keluarga,”ajaknya.

Bukan hanya itu, Gubernur kembali menegaskan, kesatuan itu penting dan jangan saling membeda-bedakan. Saya juga sudah memberitahukan kepada bupati lainnya di wilayah Pegunungan Tengah untuk bersatu dan itu sudah berjalan. Usai melakukan pertemuan di Kantor Bupati Deiyai kemudian Gubernur meninjau Bandara Waghete Kabupaten Deiyai. Disana Gubernur disambut oleh masyarakat pemilik hak ulayat tanah yang belum diselesaikan oleh pemerintah daerah dengan meminta ganti rugi.

Gubernur menjelaskan bahwa pemerintah daerah bakal menyelesaikan semua masalah hak ulayat masyarakat. Gubernur juga mengakui bahwa prosedur pencairan dana sangat luar biasa karena dana itu bukan milik Bupati dan Wakil Bupati. Pertanggungjawaban penggunaan angaran harus jelas dan ada mekanismenya sehingga semua harus dipersiapkan. Ia mengakui, ketika dana disalahgunakan maka KPK bakal menangkap pejabat tersebut, oleh karena itu masyarakat harus bersabar menunggu prosesnya.

Selanjutnya Gubernur melanjutkan perjalan ke Kabupaten Dogiay dan disambut tari-tarian adat serta pengalungan Noken oleh Bupati Dogiay Thomas Tigi dan Wakil Bupati Dogiay. Disana Gubernur meninjau lokasi pembangunan Kantor Bupati Dogiay dan perumahan pegawai. Di Dogiay, Gubernur bertemu masyarakat asli Papua yang berjualan di pinggir pasar kemudian menyampaikan aspirasi tentang nasib mama-mama Papua yang sejak tahun 2008 hingga saat ini masih berjualan di pinggir jalan dan tidak ada pembangunan pasar.

“Gubernur menegaskan, pemerintah Dogiay sudah membangun pasar untuk mama-mama Papua namun ternyata dirusak oleh masyarakat. Masyarakat harus bersatu mendukung program Bupati dan Wakil Bupati Dogiay sehingga pembangunan dapat terwujudkan,”tandasnya. (*)

LEAVE A REPLY