JAYAPURA – Momen 4 tahun kepemimpinan Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH dan Wakil Gubernur Klemen Tinal, SE, MM tampaknya tidak akan disia-siakan Dinas Kehutanan.

Ya, setelah berhasil mengekspor kayu olahan ke China beberapa waktu lalu, kini hal yang sama juga bakal dilakukan yakni dengan mengekspor kayu olahan sebanyak 100 kontainer.

Terkait dengan itu, Gubernur Papua dipastikan akan melepaskan ekspor ketiga kayu olahan dari pelabuhan Jayapura, Senin (10/04/2017) menuju Shanghai, China.

Oleh karena itu, untuk memastikan ekspor kayu olahan itu maka Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua, Drs. Elia I Loupatty, MM didampingi Kepala Dinas Kehutanan, Yan Ormuseray, Kadisperindag, Max Olua beserta rombongan berkesempatan menuju Abe Pantai, Kota Jayapura untuk melihat langsung Pabrik Pengolohan Kayu milik pengusaha Daniel Garden, Senin (03/04).

Kepada wartawan Loupatty mengaku, ekspor kayu sebanyak 100 kontainer akan dilepas langsung oleh Gubernur Papua sebagai bentuk keberhasilan Pemprov Papua dalam hal mengekspor hasil-hasil hutan di Papua sekalagus momen peringatan 4 tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua.

“Kami sudah rapat bersama instansi terkait supaya ekspor kayu olahan yang ketiga kalinya dari Pelabuhan Jayapura tidak ada masalah. Makanya kami hadir di pabrik pengolohan ini untuk memastikan kayu yang akan diekspor sudah tersedia,”terangnya.

Asisten Loupatty menyampaikan bahwa Pemprov Papua sangat mensupport keberadaan pabrik kayu yang ada di Papua. Selain itu, dirinya juga sangat mendukung bagaimana pabrik ini dapat merekrut anak-anak asli Papua kedepannya lebih banyak lagi.

“Setelah saya tanya kepada pihak pengelola ternyata pekerja semua adalah anak-anak Papua yang ada disekitar pabrik. Ini salah satu bentuk keberpihakan kepada masyarakat Papua sesuai amanat UU Otsus,”jelasnya.

Bahkan yang membuat Asisten Loupatty semakin terkagum-kagum adalah pengoperasian mesin-mesin pemotong kayu dioperasikan oleh perempuan-perempuan Papua.

“Kalian bisa lihat sendiri bagaimana mama-mama Papua bisa jalankan mesin potong kayu tersebut. Mereka sangat terampil. Jadi, perempuan Papua juga tidak kalah dengan laki-laki dalam industri kayu,”imbuhnya.

Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (Iswa) Papua, Daniel Garden mengungkapkan pihaknya menargetkan ekspor kayu secara rutin dapat dilakukan setiap bulan. Hanya saja, volumenya dari pengusaha belum bisa menyanggupi.

“Kita di Papua ada tiga perusahaan pengolohan kayu dan bulan ini kita akan kembali ekspor 100 kontainer atau serata 200 kubik,”terangnya.

Ia mengatakan, kendala yang selama ini dihadapi dalam ekspor adalah masalah
PT (Persero) Sucofindo meliputi survey assurance dengan memverifikasi untuk memastikan jenis, volume.

Hal ini yang membuat harus mendatangkan dari luar dengan biaya yang sangat besar.
“Kita harap kedepan masalah yang terkait dengan ekspor langsung sudah ditangani langsung di Jayapura,”harapnya.

Ditempat yang sama, General Manager PT. Pelindo IV Cabang Jayapura, Jusuf Yunus berkomitmen untuk mendukung program kerja Gubernur Papua yakni Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera.

“Kami dari PT Pelindo Jayapura mendukung penuh pelaksanaan ekspor dari Pelabuhan Jayapura ke China melalui pelabuhan Makassar. Kami akan mengurus seluruh dokumen ijin langsung dari Jayapura,”tegasnya.

Ia mengaku, hal ini momen yang tidak mudah dan membutuhkan satu perjuangan dan saat ini PT Pelindo Jayapura sudah melakukan kerjasama dengan salah satu perusahaan yang memiki ijin ekspor langsung dari Pelabuhan Makassar ke China.

“Kita berharap kedepan apabila volumenya kayu dari pengusaha sudah bisa menyanggupi diatas 300 kontainer maka kita bisa ekspor langsung ke negara China,”tandasnya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY