JAYAPURA – Penerimaan siswa baru pada setiap awal tahun ajaran kerap kali meninggalkan catatan khusus. Salah satu masih adanya keluhan tentang pungutan liar dalam penerimaan siswa baru maupun daftar ulang.

Terkait dengan banyaknya keluhan tersebut disikapi oleh anggota Komisi V DPR Papua, Natan Pahabol.

Politisi Partai Gerindra ini, meminta Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Papua harus turun langsung memantau penerimaan atau pendaftaran siswa baru di sekolah.

“Jadi, kami minta tim saber pungli juga turut mengawasi pungutan liar yang dilakukan  oknum panitia atau guru dalam penerimaan siswa baru atau pendaftaran ulang,”tegasnya?

Apalagi, lanjut Natan Pababol, kasus pungutan liar yang diduga dilakukan pihak sekolah ketika melakukan penerimaan siswa baru atau daftar ulang bagi siswa yang naik kelas itu, selalu menjadi keluhan masyarakat atau orang tua murid.

Untuk itu, Natan Pahabol meminta agar tim Saber Pungli yang dibentuk Provinsi Papua beberapa bulan lalu, harus benar-benar menurunkan tim melakukan pengawasan di sekolah dan memproses hukum jika kedapatan agar memberikan efek jera bagi oknum-oknum yang melakukan pungutan liar tersebut.

Selain itu, Natan Pahabol meminta pihak sekolah baik sekolah favorit maupun unggulan, baik itu negeri maupun swasta, untuk tidak lagi melakukan pungutan liar dengan berbagai alasan.

“Jangan lagi ada orang main uang, akibatnya orang Papua berhak sekolah disitu, akhirnya tidak diterima,”bebernya.

Natan menjelaskan bila dirinya kerap kali mendapatkan informasi dari masyarakat adanya pungutan liar untuk beberapa sekolah dianggap ungulan.

“Kami mohon jika ada orang tua dan siswa mengetahui hal pungutan ini agar melaporkan agar diproses, karena semua berhak mendapatkan, terutama sekolah unggulan perlu rekrut anak-anak Papua. Kemudian kalau ada orang main uang, pasti akan tersisih. Jadi, jangan ada pungli lagi, kalau orang tua atau wali murid mengetahui agar melaporkan. Mungkin kepala sekolah tidak tahu, tapi bisa jadi oknum panitia yang melalukan, itu bisa saja,”tegasnya lagi.

Ia juga berharap kesadaran dari orang tua murid untuk tidak melakukan suap agar anaknya masuk ke sekolah yang diinginkan tersebut. (lam/rm)

LEAVE A REPLY