JAYAPURA – Komisi II DPRP yang membidangi perekonomian, mengharapkan sebelum tutup tahun anggaran pada Desember 2017, pembangunan Pabrik Betatas yang ada di Arso 14, Kabupaten Keerom harus selesai dan rampung.

Apalagi pabrik tersebut sudah berjalan dan volume pengerjaannya sudah mencapai sekitar 30 persen.

“Pabrik Betatas yang pengerjaannya dikelola oleh Disperindag Provinsi Papua ini, sudah mulai jalan Oktober 2017. Namun hingga kini baru mencapai sekitar 30 persen,” terang anggota Komisi II DPRP, Mustakim, Rabu (22/11/2017).

Untuk itu, Komisi II DPRP bakal terus mengawal pembangunan Pabrik Betatas di Arso, Keerom tersebut hingga tuntas sebab dianggarkan sebesar Rp 7 miliar.

“Kemarin kita sudah panggil pimpinan SKPD terkait bahwa dana akan terserap sebesar Rp 7 miliar,” jelas Mustakim.

Bahkan, untuk pembangunan fisik Pabrik Betatas itu, Dinas Perindag Provinsi Papua telah dianggarkan Rp 5 miliar kemudian sisanya Rp 1 miliar untuk pemindahan mesin pengolahan betatas dari gudang yang ada di Base G Jayapura menuju ke Arso, Keerom.

“Jadi kami optimis itu bisa, yang penting pembangunan fisiknya selesai terus pemindahan fisiknya. Kalau untuk operasionalnya nanti kita atur lagi. Karena perlu pelatihan dan tenaganya harus yang betul-betul mengerti mesin dan bisa mengoperasikan mesin itu sendiri,” ujar Mustakim.

Hanya saja kata Mustakim, untuk tahun 2018, belum dianggarkan untuk kelanjutannya, namun Disperindag Provinsi Papua sudah menganggarkan Rp 400 juta untuk diklat tenaga tehknis operator bagi operator mesin petatas itu sendiri.

Namun pihaknya berharap, ketika pabrik betatas itu sudah selesai dibangun, maka penanganannya harus melibatkan semua dinas terkait, terutama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Ketahanan Pangan dan lainnya, untuk perluasan area tanam betatas.

“Selain ada pembinaan kepada petani, kita juga harap dinas terkait mempunyai kebun inti untuk betatas ini. Jadi saya harapkan kepada pemerintah untuk menganggarkan dan mencari lokasi kebun inti, “harapnya.

“Ini untuk menjaga jangan sampai kekurangan bahan baku sehingga mesin tetap bisa berjalan,” pungkasnya. (ara/rm)

LEAVE A REPLY