NABIRE – Kerinduan masyarakat Kabupaten Nabire untuk mendapat akses listrik selama 24 jam penuh, akhirnya terjawab sudah di era kepemimpinan Presiden Republik Indonesia, Ir Joko Widodo.

Pasalnya, orang nomor satu di Indonesia ini secara resmi meresmikan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire dan Jayapura yang berkepasitas 20 Mega Watt (MW) berlokasi di Kompleks PLTD Kalibobo, Kalibobo, Kabupaten Nabire, Rabu (20/12/2017).

PLTMG yang telah dibangun sejak April 2017 lalu ini, memiliki kapasitas 20 Megawatt (MW) dan PLTMG ini didesain dapat beroperasi dengan 2 jenis bahan bakar yakni HSD dan Gas.

Dengan beroperasinya PLTMG ini menambah 105 persen daya mampu sistem sehingga sistem menjadi lebih handal serta berpeluang untuk penambahan 25 ribu pelanggan, serta berdampak pada peningkatan rasio elektrifikasi, disamping itu kesiapan sistem kelistrikan memberikan peluang untuk masuknya investor.

Peresmian sekaligus dengan peresmian PLTMG Jayapura berkapasitas 50 Mega Watt (MW) dengan acara Launching 74 desa baru berlistrik untuk tanah Papua yang menjadi kado natal dari PT PLN (Persero) untuk tanah Papua.

Presiden Republik Indonesia, Ir Joko Widodo mengungkapkan dari 3000 kampung di Indonesia yang belum teraliri listrik, terdapat 2000 kampung di Papua, meski begitu dirinya yakin pada tahun 2018 seluruh kampung terlistriki.

“Desa atau kampung harus terang benderang dan kita sudah komitmen untuk seluruh kampung di Indonesia terlistriki. Saya nginap di Sorong, Papua Barat, lampu 3 kali padam, malam ini (Rabu, 20/12) saya akan nginap di Nabire, saya mau cek apa lampu padam berapa kali,” ungkapnya saat memberikan sambutan pada acara peresmian PLTMG Nabire sebesar 20 MW dan PLTMG Jayapura sebesar 50 MW serta acara launching  74 desa baru berlistrik Papua dan Papua Barat di Kalibobo, Nabire.

Presiden meminta kepada Menteri ESDM maupun Direktur Utama PT PLN agar benar-benar memberi perhatian bagi listrik di Papua, karena pemerintah pusat memberi perhatian penuh bagi pembangunan di Papua.

“Listrik tidak boleh padam lagi, harus menerangi masyarakat, di Papua kita kebut terus supaya seluruh kampung harus terlistriki, sehingga malam lampu bisa terang dan anak bisa belajar drngan baik, ini menjadi komitmen kita yang di Papua,” bebernya.

Dikatakan, dengan pasokan listrik yang memadai, diharapkan para investor mampu menginvestasikan modal di Nabire.

“Selain seluruh kampung harus terlistriki, kita juga sudah mendorong bahan bakar minyak (BBM) satu harga di Papua, harga sudah bisa kita tekan, sehingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terwujud,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero), Soyfan Basir menuturkan bahwa pembangunan PLTMG tersebut adalah salah satu wujud nyata pelistrikan desa yang dilakukan PLN untuk mewujudkan mimpi warga Nabire memiliki aliran listrik yang memadai dan stabil.

Adapun besaran investasi yang digelontorkan PLN untuk menyuplai listrik di 74 desa itu, kata Sofyan, yakni sebesar Rp 150 miliar.

“Dengan jumlah kepala keluarga yang sudah tersambung di 74 desa tersebut sebanyak 1.040 kepala keluarga,” ucapnya.

Dijelaskan, khusus di Nabire pada bulan Desember ini akan ada dua desa yang mendapat suplai listrik PLN dari PLTMG itu, yakni Bomopay Distrik Yaro dan Parauto.

“Desa Bomopay berjarak 60 km dari pusat kota Nabire, dengan 63 kepala keluarga dengan latar belakang penduduk sebagai petani. Sedangkan Desa Parauto, berjarak 66 km dari pusat kota nabire, dengan 48 kepala keluarga. Mata pencaharian warga adalah petani,” jelasnya.

Sekedar diketahui, proyek pembangunan PLTMG di Kalibobo ini bekerja sama dengan Wijaya Karya (WiKa) Persero selaku pelaksana pembangunan kontruksi, dan Wartsila serta PT EPC sebagai konsorium.

Sementara Program Pembangunan Listrik Pedesaaan, merupakan salah satu Program Strategis Pemerintah untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi (RE) dan Rasio Desa Berlistrik.

“Dalam 2 tahun terakhir, PLN Wilayah Papua & Papua Barat telah berhasil meningkatkan RE Provinsi,” bebernya.

Papua dari 45,93 persen menjadi 50,11 persen dan Rasio Desa Berlistrik dari 22,02 persen di tahun 2015 menjadi 29,53 persen pada tahun 2017,” paparnya.

“Sedangkan untuk Provinsi Papua Barat, RE meningkat dari 82,7 persen menjadi 91,7 persen dan Rasio Desa Berlistrik dari 33,23 persen pada 2015 menjadi 54,4 persen pada tahun 2017,” sambungnya.

Dia menuturkan, banyak tantangan yang dihadapi PLN dalam membangun infrastruktur listrik sampai ke pelosok-pelosok desa di Papua.

“Di antaranya mobilisasi alat dan medan yang sangat berat, ada juga beberapa masalah sosial. Tapi senyum puas warga yang akhirnya menerima listrik menjadi kebahagiaan kami,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Nabire, Isais Douw, menyampaikan terima kasih kepada Presiden RI, Ir Joko Widodo dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo bersama para menteri Kabinet Kerja , Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH dan jajaran Forkopimda yang hadir di Nabire dalam rangka menghadiri peresmian PLTMG Nabire.

“Kami mengharapkan tidak hanya peresmian kali ini saja kami minta pak presiden untuk membantu kami terutama membuka akses pelayanan karena beberapa kampung yang hanya bisa dijangkau dengan menggunakan helikopter, oleh sebab itu kami mengharapkan dukungan dari pak Presiden Joko Widodo untuk melihat hal ini dengan baik,” terangnya.

Peresmian ini menjawab kebutuhan listrik di Kabupaten Nabire dan sekitar, oleh sebab itu Bupati Nabire Isais Douw bersama masyarakat Nabire menyampaikan terima kasih atas penggunaan PLTMG untuk melayani masyarakat Nabire.

“Kami minta PLN jangan matikan listrik, jangan hanya peresmian saja, tetapi harus mampu melayani masyarakat,” pungkasnya. (ama/rm)

LEAVE A REPLY