JAYAPURA (PT) – Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Provinsi Papua memberikan deadline (batas waktu) kepada pelatih Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) selama tiga bulan kedepan.

“Dalam waktu tiga bulan tersebut, para pelatih akan dievalusi, jika hasil latihannya tidak memuaskan maka akan diganti dengan pelatih lain,” ungkap Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Disorda Papua, Dominggus Lutrun, S.Pd kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan pelatih PPLP, Selasa (23/1/2018).

Dominggus mengaku, sebagian besar pelatih PPLP masih muka-muka lama, namun, ada penambahan pelatih baru yakni Amon Kosay (Karate), Alfonso Ayeri (Atletik), Stenly Salampessy (Pencat Silat) dan Alfred Wanggai (Renang).

“Sesuai permintaan kepala dinas mau diganti pelatih atletik, tetapi kita sudah koordinasi dengan PB PASI, saat ini pelatih-pelatih sudah terikat kontrak semua,” ujarnya.

Selain itu, kata Dominggus, Disorda Papua juga melakukan beberapa perubahan dalam sistem pembinaan kepelatihan. Dimana, untuk nomor lempar akan dipusatkan di Merauke, nomor lari sprinter putri dipusatkan di Serui, ditangani langsung oleh pelatih Benny Corputy.

“Untuk wilayah Nabire dan Biak kalau ada atlet putri langsung bergabung di Serui, sementara atletik putra akan dipusatkan di Jayapura,” tuturnya.

Ia menambahkan, prestasi atlet PPLP Papua yang menurun pada Kejurnas antar PPLP, Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) dan evaluasi kinerja pelatih, mengakibatkan cabang olahraga (cabor) bola voli degradasi.

Dengan demikian dari empat cabor yang dibiayai oleh Anggaran Belanja dan Pendapatan Nasional (APBN) hanya tinggal tiga yakni atletik, dayung dan sepak bola.

Cabor atletik juga menjadi catatan Kementerian Pemuda dan Olahraga karena prestasi yang terus menurun di POPNAS. Namun, pada Kejurnas antar PPLP di Jayapura akhir tahun kemarin, kita berhasil memperbaiki prestasi tersebut.

“Kalau kemarin kita gagal di Kejurnas, tentu cabor atletik juga dekradasi,” kata Dominggus.

Lanjutnya, keinginan Kepala Dinas cabang olahraga atletik dipindahkan ke Kabupaten Mimika, karena fasilitas latihan sangat lengkap dibangun oleh PT Freeport Indonesia untuk kesiapan PON XX. Namun, karena belum diresmikan sehingga untuk sementara kita pusatkan di Jayapura dan Serui.

Katanya lagi, pelatih yang akan menangani PPLP akan menandatangani semacam pakta integritas, dimana pelatih jika dipanggil melatih di PON maka harus mundur dari pelatih PPLP Papua.

“Kita tidak mau pelatih rangkap jabatan, dia harus fokus melatih di PPLP Papua,” tandasnya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY