NABIRE (PT) – Pasangan Calon Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH dan Calon Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE, MM atau yang dikenal LUKMEN dengan tegas meminta masyarakat Papua untuk menjaga kebhinekaaan.

Permintaan itu, menyusul banyaknya kejadian di luar Papua yang membawa isu negatif saat pelaksanaan Pilkada.

“Papua harus jadi contoh untuk NKRI. Pelaksanaan Pilgub Papua dan Pilbup di tujuh kabupaten harus berjalan aman damai tanpa diwarnai isu-isu yang akan memecahbelahkan kebhinekaan yang ada di Papua. Papua harus jadi contoh untuk pilkada damai,” ungkap Lukas Enembe saat sesi sambutannya pada pertemuan terbatas dengan ratusan masyarakat dan simpatisan LUKMEN di GOR Kota Lama, Kabupaten Nabire, Senin (12/3/2018).

Salah satu indikator penting mengawal pelaksanaan Pilkada di Papua agar berjalan aman dan damai, lanjut Lukas dengan menjaga kebhinekaan.

Ia mengatakan, dirinya bersama Klemen Tinal dilantik dan diberikan kepercayaan oleh negara melalui sumpah janji dan menjalankan undang-undang. Sehingga, mari bersama-sama jaga NKRI ini dengan tetap mempertahankan kerukuran semua suku yang ada di Papua, untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan, baik saat masa Pilkada ini dan seterusnya.

“Kita harus jaga kebhinekaan, semua hidup dan berusaha cari nafkah di Papua sehingga kerukunan dan kebersamaan selalu terjaga,” katanya.

Seruan terhadap kebhinekaan untuk Papua yang disampaikan Lukas Enembe mendapat dukungan dari para tokoh agama, tokoh adat yang ada di wilayah MeePago dan Saireri. Para tokoh ini mengaku puas dengan konsep pemerataan dan berkeadilan yang telah dan akan dilakukan LUKMEN.

Ketua Nadhatul Ulama Kabupaten Nabire, Imam Muchalis mengaku sangat merespon kepemimpinan LUKMEN, karna menegakkan NKRI, bermasyarakat, berkeadilan sosial, beradap untuk masyarakat yang ada di Papua.

“Bertolak dari itulah, NU di Nabire sudah menetapkan hati untuk mendukung beliau. Kami memberikan jaminan seluruh masyarakat muslim khususnya di Nabire hanya untuk LUKMEN,” tegasnya.

Ia sendiri bisa membuktikan adanya keberagaman yang berkeadilan tersebut. Satu contoh, adanya dukungan untuk lembaga keagamaan yang di porsikan dari 10 persen Dana Otsus.

“LUKMEN tak tanggung-tanggung membantu fasilitas keagamaan, sosial kemasyarakatan bahkan dalam dunia pendidikan,” akunya sembari berdoa insyaallh nomor satu kembali diberikan kepercayaan negara untuk pimpin Papua agar selanjutnya dapat lebih meningkatkan program serta nilai berkeadilan sebagimana visi misi LUKMEN Jilid II.

Hal yang sama juga disampaikan Pendeta Imbiri. ia menyatakan kepuasan terhadap kinerja LUKMEN pada periode sebelumnya.

“Kami nyatakan puas, kenapa, Kami merasakan hasil kinerja LUKMEN. Lukas Enembe dan Klemen Tinal berhasil membuat masyarakat masyarakat rindu dengan kepemimpinannya, maka itu kami dari denominasi gereja di wilayah Saireri dan Mee Pago sudah berkomitmen, pasangan ini harus memimpin lagi,” ungkapnya.

Belum tentu, sentuhan kepemimpinan seperti LUKMEN akan dilakukan oleh pemimpin lainnya. Apalagi 10 persen dana Otsus diberikan untuk bidang keagamaan, dan itu hanya ada dalam kepemimpinan LUKMEN.

“Kami sangat sangat merasakan itu, kami sangat diperhatikan, jadi kami selaku hamba tuhan menginginkan dua pemimpin ini untuk terus jadi nomor satu di Papua,” akunya.

Demikian pula disampikan, Kepala Suku Lanny, Yakomuib membeberkan fakta realisasi keberpihakan LUKMEN terhadap suku-suku asli di Papua.

“Lima tahun ini, orang Papua di pesisir di gunung rasakan keberpihan itu, yang bertahun-tahun lamanya mereka tidak rasakan. Dan itu hanya dilakukan LUKMEN,” katanya.

Lima tahun kepemimpinan, beberapa suku terisolir, LUKMEN rangkul mereka. Dari mereka yang tidak pernah mengenal uang, sekarang mereka tau.

“Ini suara kami, hari ini LUKMEN sejak pimpin 5 tahun kami sudah rasa pembangunan, bahkan masyarakat yang tidak pernah lihat uang juga sudah rasakan kecuali yang masih dalam perut, dan itu setelah kepemimpinan LUKMEN,” tandasnya. (dm)

LEAVE A REPLY