JAYAPURA (PT) – Salah satu tokoh agama di Papua, Pdt. Albert Yoku mengatakan, bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu di Papua. Sebab, ketika mengunjungi berbagai kampung yang ada di Papua dengan bermodalkan bahasa Indonesia dapat berkomunikasi dengan masyarakat setempat.

Hal ini, kata dia bahwa menandakan integrasi Papua ke Indonesia pada tahun 1963 membawa dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan Papua.

“Saya selaku tokoh agama di Papua menyampaikan salam kemerdekaan. Kita, masyarakat Papua sebagai bagian dari Negara Indonesia dalam bingkai NKRI yang kita cintai. Selaku tokoh agama, saya menyapa seluruh masyarakat Papua yang tinggal di Tanah Papua,” ujar Pdt Alberth Yoku.

Dikatakannya, setiap orang dalam waktu tertentu pasti mempunyai momentum sesuatu sejarah. Sebagai warga negara Indonesia bahwa tanggal 1 Mei 2018 wajib diketahui oleh seluruh warga Papua tentang 55 tahun kembalinya Papua  ke pangkuan ibu pertiwi.

Oleh karena itu, secara hukum dalam bahasanya defakto de yure bahwa 1 Mei bahwa Papua menjadi bagian dari NKRI.

Diakuinya, sejak integrasi sampai saat ini, Papua sudah banyak mengalami perubahan sampai peradaban baru dimana masyarakat Papua sudah berinteraksi sosial dari dunia homogen menjadi heterogen. Sehingga banyak perubahan dari segi sarana dan prasarana serta kebutuhan dasar di Papua.

“Apabila terjadi konflik pada tanggal 1 Mei, itu hanya ulah segelintir orang-orang yang tidak mensyukuri kearifan lokal rakyat Papua,” terangnya.

“Saya mengharapkan tahun ini dan tahun depan makin baik kerukunan dan integrasi Papua kembali ke pangkuan ibu pertiwi tidak dipolitisir tetapi didalami dalam kehidupan di Papua. Antara agama dan budaya dapat menjadikan kemajuan Papua, karena Tuhan adalah zat segala zat yang harus disembah sesuai keyakinan masing masing,” bebernya.

Sementara itu, Ondofolo Sosiri, Enoch Boash mengatakan bahwa Papua dan Indonesia tidak dapat dipisahkan.

“Sebagai suku bangsa di Indonesia kita adalah satu saudara. Mari kita rapatkan barisan untuk membangun Papua. Saya menghimbau kepada saudara-saudara yang sering melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu untuk dihentikan,” ujar Enoch Boash.

Enoch Boash mengajak segenap komponen masyarakat melakukan koreksi diri sendiri.

“Saya kembali menghimbau kepada seluruh rakyat Papua untuk hilangkan dan buang jauh-jauh hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri. Kita bisa menjadi orang baik dan membangun Papua menjadi tanah damai. Disanalah Tuhan memberkati kita,” tegasnya.

Ia menambahkan, tanah Papua merupakan tanah yang diberkati untuk memberi makan dunia.

“Untuk apa mencari kemerdekaan lagi sedangkan Papua adalah dapur yang bisa memberi makan dunia. Mari kita kembali ke NKRI, negara yang sangat kita cintai,” tandasnya. (jul/dm)

LEAVE A REPLY