JAYAPURA (PT) – Setelah enam hari berkompetisi sejak Senin (7/5), Provinsi Jawa Timur (Jatim) berhasil menjuarai Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik 2018.

Gelar juara umum direbut Jatim setelah mengoleksi 26 emas, 18 perak dan 8 perunggu.

Sementara Provinsi Jawa Barat menjadi runner up dengan berhasil mengumpulkan 19 pundi emas, 17 perak dan 11 perunggu.

Adapun peringkat ketiga diraih DKI Jakarta dengan perolehan 17 medali emas, 17 perak, dan 13 medali perunggu.

Sedangkan Provinsi Papua berada di peringkat 14 dengan mengoleksi 2 emas, 3 perak dan 2 perunggu.

Dua medali emas diperoleh dari nomor lempar lembing senior Agustinus Abadi Ndiken dan Arnoldus Kaize U-20. Medali perak dipersembahkan dari nomor tolak peluru U-18 George Gebze dan nomor lempar cakram senior atas nama Alosius Gebze.

Di nomor lempar cakram senior Harta Hanny Sugara dari Jawa Timur berhasil mendapatkan medali emas setelah lemparannya mencapai 45.75 meter.

Diikuti oleh Alosius Gebze yang harus puas berada diurutan kedua setelah lemparannya mencapai 44.63 meter dan Hardodi Sihombing dari Sumatera Utara  44.56 meter.

Medali perak lainnya diperoleh dari nomor Lempar Lembing putri U-20 atas nama Marsela R, Wayoken dengan lemparan sejauh 36.63 meter, diikuti rekannya Domenika Gebze dengan lemparan 33.63 meter dan berhak mendapat medali perunggu.

Sementara medali emas direbut atlet asal Kep. Bangka Belitung,  Siska Agustin dengan lemparan 37.53 meter.

Satu-satunya medali dari nomor lari diperoleh dari kelompok putri. Dorce Samberi dan kawan-kawan yang berlomba di nomor lari estafet 4X400 meter senior putri berhasil finis diurutan ketiga dengan memperoleh medali perunggu untuk kontingen Papua.

Sekertaris Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Papua, Amon Beroperay mengatakan inilah kondisi yang terjadi dan bersyukur atlet PASI Papua masih bisa menyumbangkan medali emas di nomor lempar.

“Atlet kami sudah menunjukan yang terbaik dan hasilnya kami masih mendapatkan medali emas dari nomor lempar lembing putra,” ujar Amon.

Amon berharap agar kedepan nomor lempar ini tetap eksis di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX Tahun 2020 di Papua.

Selain itu, kata Amon, ajang ini juga sebagai tolak ukur Papua untuk mengukur seberapa besar kesiapan untuk melihat atlet serta mempersiapkan mereka kedepan.

“Kita akan mempersiapkan diri lagi untuk menyambut iven-iven kedepan nantinya,” ungkapnya. (lam/dm)

LEAVE A REPLY