SENTANI (PT) – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si meminta pihak panitia pelaksana Festival Danau Sentani (FDS) ke-XI tahun 2018 untuk tidak memperbolehkan penggunaan hiasan kepala (mahkota) dari burung Cenderawasih asli yang sudah diawetkan.

Selain itu, Bupati Mathius juga meminta kepada masyarakat Kabupaten Jayapura agar tidak menggunakan mahkota dari burung Cenderawasih asli yang sudah diawetkan tersebut.

“Saya setuju kalau hiasan kepala atau mahkota dari burung Cenderawasih asli tidak boleh digunakan lagi dalam acara FDS XI tahun 2018 ini. Supaya burung Cenderawasih ini tetap dilindungi dan tidak punah akibat diburu setiap hari untuk dijadikan hiasan kepala,” tegas Bupati Mathius kepada wartawan.

Menurut Mathius, hiasan kepala atau mahkota dari burung Cendrawasih hanya pantas digunakan oleh Kepala Wuku, Ondoafi, karena mahkota Cenderawasih ini merupakan atribut kehormatan.

“Apalagi masyarakat biasa sudah kita himbau untuk gunakan burung Cenderawasih yang imitasi dan tidak boleh yang asli. Kecuali untuk Kepala Suku atau Ondoafi, karena itu atribut kehormatannya. Tapi, sekarang banyak orang menggunakan itu mahkota Cendrawasih itu secara sembarangan dan mengaku sebagai Ondoafi atau Kepala Suku, sehingga hal itu yang harus ditertibkan,” jelasnya.

Bupati Mathius juga menegaskan bahwa sudah ada surat edaran terkait pelarangan penggunaan mahkota Cenderawasih asli yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Papua yang wajib dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat.

“Jadi, apa yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Papua itu berlaku untuk semua orang dan harus kita ikuti aturan tersebut. Karena Pemprov Papua tidak mempunyai masyarakat, yang punya itukan pemerintah Kabupaten/Kota,” tegasnya. (tm/dm)

LEAVE A REPLY