JAYAPURA (PT) – Dalam rangka menyambut HUT ke 52 Brigif Para Raider (BPR) 18 Trisula, Satuan Tugas (Satgas) Yonif Para Raider 501 Kostrad menggelar khitanan massal di SDN Inpres 1 Koya Timur, Distrik Muara Tami, Jayapura, Jumat (6/7/2018)

Tercatat sebanyak 52 anak usia antara 8 sampai 14 tahun yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.

Dari 52 anak yang dikhitan, ada 39 anak yang beragama Nasrani. Karena memang sejatinya khitanan bukanlah kewajiban bagi seseorang yang beragama Islam saja, namun apabila kita berpikir lebih jauh kedepan khitan juga sangat baik untuk kesehatan.

Dansatgas Yonif PR 501 Kostrad, Letkol Inf. Eko Antoni Chandra mengatakan, acara khitanan massal ini selain untuk menyambut HUT ke 52 BPR 18 Trisula, juga untuk membantu masyarakat perbatasan, khususnya bagi para orang tua yang mengalami keterbatasan dan kesulitan untuk mengkhitanan anaknya.

Selain itu, Dansatgas juga menjelaskan, khitanan bukanlah untuk kepentingan agama tertentu saja, namun lebih luas lagi yaitu untuk kesehatan ungaknya.

“Dalam menjalankan tugasnya, dengan sigap dan profesional personel Satgas mengkhitanan satu demi satu anak anak yang akan dikhitanan, namun tetap ramah kepada mereka untuk menghilangkan rasa takut pada anak anak. Senyum kecil dari personel Satgas berhasil merubah perasaan takut menjadi keberanian
untuk berkhitanan,” ungkapnya.

Bahkan banyak dari mereka yang berani dikhitanan tanpa didampingi oleh orang tua mereka.

Setelah dikhitanan anak anak diberikan obat penghilang rasa sakit dan snack yang telah disiapkan oleh Satgas 501 Kostrad.

Feri, ayah dari Kevin yang berusia 14 tahun mengucapkan terima kasih banyak kepada Satgas telah membantu masyarakat Koya Timur dengan mengadakan acara khitanan massal ini.

“Kesulitan kami selaku orang tua dalam mengkhitan anaknya adalah anak-anak tidak mau dikhitanan kalau tidak ada temannya yang dikhitan juga, sehingga mereka kerap menunggu sampai ada dua sampai tiga anak yang berkhitan, barulah anak anak mau dikhitan,” katanya.

Melalui khitanan massal ini, prajurit Satgas ingin berpesan bahwa perbedaan Agama bukanlah suatu penghalang bagi kita yang ingin hidup sehat.

Dengan berkhitan berarti memberikan kesempatan bagi tubuh kita untuk tumbuh lebih sehat lagi. Karena memang kulit yang dikhitan merupakan sarang dan sumber dari berbagai penyakit. (jul/dm)

LEAVE A REPLY