JAYAPURA (PT) – Pembangunan Gedung II DPR Papua yang dirancang berlantai 14 ini, diperkirakan progressnya sudah mencapai 49 persen hingga memasuki akhir September 2018.

Hal itu diketahui, saat Sekretariat DPR Papua melakukan kegiatan Topping of Ceremony yang dilakukan Ketua DPR Papua, diwakili Ketua Komisi V DPR Papua, Yan P Mandenas, SSos, MSi serta dihadiri sejumlah anggota DPR Papua, Sekretaris DPR Papua, Dr Juliana J Waromi, SE, MSi bersama staf dan managemen PT Brantas Adibraya, akhir pekan kemarin.

Ketua Komisi V DPR Papua, Yan P Mandenas, SSos mengatakan, jika pembangunan Gedung II DPR Papua itu ditargetkan akan selesai akhir tahun 2018. Bahkan, proses pekerjaan fisik dari gedung yang berlantai 14 itu menurt kontraktornya sudah 60 persen.

“Ya, paling lambat bulan Desember 2018 ini, pembangunan Gedung II DPR Papua ini sudah tuntas, sehingga nantinya anggota DPR Papua yang baru periode 2019-2024 mereka masuk dan mendapatkan tempat yang layak untuk bisa berkerja dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam tugas pengawasan dan legislasi,” kata Yan Mandenas.

Yan Mandenas yakin, jika Gedung Baru DPR Papua ini akan memberikan warna tersendiri bagi suatu kemajuan dan semangat pembangunan di bidang kontruksi. Pasalnya, ini menunjukkan dan meletakkan suatu sejarah baru di Tanah Papua.

Apalagi, lanjut Yan Mandenas, selama ini belum ada gedung tertinggi di Papua seperti Gedung II DPR Papua yang dibangun 14 lantai.

“Kami harap ini akan menjadi icon Papua yang dihasilkan oleh DPR Papua,“ tegasnya.

Yan Mandenas berharap dengan gedung yang kualitasnya bagus itu, diimbangi dengan kinerja para anggota DPR Papua ke depan lebih baik lagi.

“Oleh karena itu, anggota DPR Papua yang baru nanti, tidak ada alasan bagi mereka untuk malas kerja lagi, tetapi harus lebih aktif dan proaktif untuk merespon masalah sosial, ekonomi dan masalah apapaun yang terjadi di masyarakat Papua,” imbuhnya.

Ditempat terpisah, Sekertaris DPR Papua, Dr Juliana J Waromi, SE, MSi mengungkapkan, selaku pengguna anggaran, artinya terutama PPK, pihaknya selalu berharap kontraktor yang mengerjakan gedung ini, bisa lebih maksimal bekerja, tidak lambat tapi kejar target sesuai yang diharapkan. Karena terkait anggaran, pada prinsipnya selalu siap.

“Sampai topping of ceremony, laporan kontraktor sudah mencapai 63 persen. Tapi, bagi kami tidak. Nanti, setelah kami cek dengan konsultan dan pengawas, baru 49 persen progress. Jadi, alat-alat ada, tapi belum dikerjakan atau dipasang, jadi kami masih menilai progressnya masih 49 persen, karena itu harus dihitung,“ jelas Juliana Waromi.

Terkait soal target pembangunan Gedung II DPR Papua oleh kontraktor menargetkan akan selesai Desember 2018, namun Juliana Waromi mengaku tidak ingin mengalami hal seperti yang terjadi tahun lalu, saat dikerjakan PT Waskita Karya, yang ternyata targetnya meleset.

“Makanya, dia (Waskita) harus bayar dendanya selama 50 hari kalender sebesar Rp 500 juta lebih dikembalikan ke kas negara, sesuai audit BPK. Itulah sebabnya, saya tidak bisa ikuti target mereka sampai Desember, tapi saya ada kasih tenggang waktu sampai Februari 2019, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau tidak sesuai target, sehingga kita buat adendum hari,“ paparnya.

Untuk pembangunan Gedung II DPR Papua, Juliana Waromi mengungkapkan jika pada tahun 2017 sudah membayar kepada kontraktor sebesar Rp 73 miliar, sedangkan pada tahun 2018 ini, pada termin pertama sudah dibayarkan sebesar Rp 33 miliar plus uang muka yang dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya.

Juliana Waromi berharap, jika Gedung II DPR Papua ini bisa menjadi icon Papua dimasa kepemimpinan Gubernur Lukas Enembe – Klemen Tinal dan juga bisa bermanfaat termasuk adanya helypat untuk pendaratan helycopter mengantar pasien yang tentu lebih dekat dengan RSUD Jayapura.

“Selain itu, peningkatan kinerja anggota dewan juga bisa terjawab. Kebijakan – kebijakan yang selama ini, dikeluarkan gubernur bersama dewan bisa teratasi baik, sepanjang fasilitas gedung memadahi, termasuk menerima aspirasi karena 1 anggota dewan menempati satu ruangan,“ imbuhnya.

Sementara itu, Project Manager PT Brantas Abipraya, Ismanuel Lelomali mengklaim jika pembangunan Gedung II DPR Papua ini, sudah mencapai 60 persen sampai September 2018. Ditargetkan akhir 2018 sudah selesai.

“Kami optimis tercapai target. Barang yang harus kami datangkan, semua sudah dilokasi. Karena kita antisipasi awal di transportasi atau ekspedisi, karena ada dari China, Jerman dan Swiss,“ imbuhnya.(ara/rm)

LEAVE A REPLY