JAYAPURA (PT) – Pemerintah Provinsi Papua akan memetakan potensi unggulan dan luas wilayah Papua. Ini dilakukan untuk mewujudkan program prioritas pembangunan ekonomi hijau.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua, Noak Kapisa menyebut, jika sagu, kopi, buah merah, ubi jalar dan kakao juga menjadi program prioritas dalam pembangunan ekonomi hijau.

Disinggung mengenai tawaran Dewan Ketanahan Nasional untuk membuka kebun kopi di Papua, Noak Kapisa mengatakan, jika Pemprov Papua menyambut baik dengan menyiapkan laporan mengenai potensi yang ada dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait.

“Kementerian/lembaga sudah memiliki data-data itu. Nanti kami buat, kemudian serahkan ke gubernur lalu mengirimnya ke pusat. Intinya kami akan berusaha wujudkan itu, meskipun secara praktis di lapangan sudah berjalan, hanya saja pengelolaannya belum berjalan baik sehingga dampaknya belum benar-benar dirasakan masyarakat,” kata Kapisa.

Sementara itu, mengenai Konsep pembangunan ekonomi hijau di Papua akan dibagi berdasarkan lima wilayah adat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui potensi unggulan di masing-masing daerah, baik mengenai pertambangan, pertanian, perkebunan dan peternakan.

“Seperti hutan sagu di bagian selatan ada di Merauke, Mappi, Asmat, Utara (Waropen, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah) dan Jayapura. Jadi semuanya dilihat berbasis komoditi dan wilayah adat, sehingga harus dilakukan mulai dari hulu sampai hilir,” jelasnya.

Menyinggung soal luasan hutan sagu di Papua yang mulai tergerus, Kapisa menjelaskan, sesuai data yang dimiliki, luasan hutan sagu di Tanah Papua mencapai 5 juta hektare lebih, yang mana 4,7 juta hektar ada di Papua selebihnya sekitar 500 ribu ada di Papua Barat.

“Tapi data ini harus diverifikasi lagi, karena data lama dan data baru jauh berbeda. Namun, memang sudah pasti berkurang seperti di Jayapura yang banyak berubah jadi perumahan,” tambahnya.(ing/rm)

LEAVE A REPLY