JAYAPURA (PT) – Universitas Negeri Cenderawasih (Uncen) Jayapura akan membuka program studi (Prodi) Bahasa daerah dan Sastra Papua pada tahun ajaran baru 2019.

Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen, Nomensen Mambraku, kepada wartawan disela-sela Seminar Perencanaan Bahasa Daerah di Tanah Papua, Selasa, (16/10).

Mambraku mengatakan, pentingnya pelestarian bahasa daerah, dan kearifan lokal. Apalagi, pulau Papua adalah pulau dengan kekayaan, keragaman bahasa dan budaya serta tradisi yang luar biasa.

Oleh sebab itu, Uncen sebagai Perguruan Tinggi Negeri di Papua akan membuka Prodi khusus untuk Bahasa Daerah dan Sastra.

“Selama ini, di Uncen sudah ada program studi Bahasa Inggris, Bahasa Daerah dan Sastra. Tetapi, buat program studi yang khusus untuk bahasa Papua akan kita buka,” ujarnya.

Dikatakan, tanah Papua memiliki 395 bahasa daerah dan Ucen punya kewajiban untuk menjaga dan melestarikan bahasa daerah. “Saya akan bertemu dengan Rektor Uncen, kita harus membuka program baru untuk bahasa daerah Papua,” tuturnya.

Mambraku berharap, mulai tahun 2019, Uncen sudah bisa membuka penerimaan mahasiswa baru untuk prodi baru itu dan anak-anak Papua punya minat untuk program itu bisa masuk.

Dia menegaskan, dengan dibukanya prodi bahasa daerah, maka dimungkinkan munculnya hasil-hasil penelitian yang bisa menjadi rekomendasi bagi para pemerintah daerah. Yang dalam hal ini, sesuai dengan UU Nomor 24 tahun 2009, pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk membina, mengembangkan dan melestarikan bahasa daerah.

Dikatakan, untuk tahap awal, pihaknya akan mencoba dengan tiga bahasa, yakni Bahasa Biak, Sentani dan bahasa Kayu Pulo (Jayapura). Karena tiga bahasa itu, sudah dibuat dalam bentuk kamus.

“Besar kemunkinan tiga bahasa ini yang akan kita dorong masuk dalam program studi bahasa daerah di kampus Uncen. Karena di Jayapua saja banyak bahasa seperti bahaya Tobati dan Nafri. Bahkan, di Kota Jayapura bahasa daerah sudah masuk kurikulum sekolah,” imbuhnya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY