JAYAPURA (PT) – Organisasi kemasyarakatan Gerakan Cinta Indonesia (Gercin) meminta Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk memberikan jatah khusus bagi Papua dalam penerimaan Akademi Kepolisian (Akpol).

Putra-putri Orang Asli Papua (OAP) dan putra-putri Non Papua yang orang tuanya berjasa bagi Papua patut diprioritaskan dalam penerimaan calon perwira polisi itu.

Ketua Umum Gercin, Hendrik Yance Udam (HYU) meminta Kapolri bersama panitia penerimaan Akpol mengevaluasi proses seleksi terlebih khusus di Papua.

“Kami minta supaya putra-putri asli Papua dan non Papua yang memenuhi syarat dan lahir besar di Papua serta orang tuanya berdomisili dan berjasa di Papua agar dapat diakomodir dalam seleksi penerimaan Akpol tahun ini,”pinta HYU, sapaan akrabnya, Jumat (22/3).

HYU mengatakan, peserta tes Akpol di Papua yang telah mengikuti ujian dan gagal di tahun-tahun sebelumnya hendaknya dapat diakomodir agar tidak menimbulkan kesejangan sosial.

Apalagi, lanjutnya, putra-putri Papua adalah anak bangsa, generasi masa depan Indonesia.

“Mereka adalah anak bangsa yang harus diperhatikan. Sebab, wujud nyata intruksi Kapolri bahwa jangan ada polisi yang menyakiti rakyat, sehingga harus diterjemahkan baik aparat Polri di seluruh Indonesia,” tandasnya.

Ketua Gercin mengajak seluruh komponen masyarakat untuk berpartisipasi aktif mengawasi proses seleksi personel Polri tahun 2019 di semua tingkatan dari Bintara hingga Akpol.

“Supaya penerimaan dan seleksi anggota Polri bersih berjalan lancar dan terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),” tandas Hendrik Udam.

Hendrik Udam mengingatkan agar putra-putri Papua lulusan tahun 2006-2019 untuk dapat diakomodir dalam penerimaan Akpol Polri tahun ini agar mereka dapat mengabdi kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil.

“Dengan tidak diakomodir putra putri-terbaik bangsa, maka secara piskologis telah menyakiti hati rakyat yang ada karena tidak mempertimbangkan kesulitan atau hambatan daerah tertinggal sarana maupun prasarana,” pungkasnya. (ans/rm)

LEAVE A REPLY