JAYAPURA (PT) – Pelaksanaan upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 74 di Lapangan Mandala, Kota Jayapura berjalan aman dan lancar.

Dalam upacara bendera di tingkat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua ini dihadiri Ketua MRP, Thimotius Murib, Ketua DPR Papua, Yunus wonda, Forkompimda dan kepala OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua.

Peringatan hari bersejarah itu, dimeriahkan atraksi polisi cilik dan tarian kolosal TNI.

Puncak peringatan upacara detik detik Proklamasi yakni pengibaran bendera Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang terdiri dari kelompok 17, kelompok 8 dan 45.

Elsya Maharani Fawels Waromi, siswa SMK Analisis Kesehatan Jayapura dipercayakan sebagai pembawa baki duplikat bendera pusaka merah putih.

Sementara petugas pengerek dan pengibar bendera diberikan kepercayaan kepada Yeremia Stanly Menzo Merauje, siswa SMA YPPK Taruna Bhakti sebagai pembentang bendera, Archilaus MC Burwos, siswa SMAN 3 Jayapura sebagai pengatur tali dan Sabrain Jonathan Jensenem, siswa SMA Kalam Kudus Jayapura sebagai penggerek bendera.

Dengan komandan kompi Paskibraka Kapten Caj Mario Febriano Tedez.

Usai pengibaran bendera, para peserta dan masyarakat disuguhi tarian kolosal yosim pancar yang dibawakan 330 penari dari berbagai kalangan, baik TNI, Polri dan instansi lainnya serta demonstrasi baris berbaris polisi cilik binaan Polda Papua.

Usai upacara, Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH mengatakan, apa yang sudah dikerjakan dalam lima tahun kepemimpinannya sebelumnya, sudah sesuai dengan tema kemerdekaan RI tahun ini, yakni Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul, Indonesia Maju.

“Kalau SDM kita tidak unggul, Indonesia tidak akan maju,” katanya.

Gubernur Enembe menambahkan, 17 Agustus merupakan momen yang bersejarah. Untuk itu, sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama bekerja keras guna wujudkan SDM unggul di Papua.

“HUT RI mengingatkan kita SDM Indonesia harus lebih maju, jangan kita ketinggalan dengan negara lain, setiap perubahan terjadi perjam, perdetik, tidak bergulat dengan masalah radikalisme dan masalah agama, ini tidak boleh,” tambahnya. (ing/rm)

LEAVE A REPLY