JAYAPURA (PT) – Pemerintah Provinsi Papua meminta masyarakat waspada mengkonsumsi ikan setelah adanya tumpahan limbah merkuri yang diduga milik perusahaan nikel asal China di perairan Provinsi Madang, Papua New Guinea (PNG) pada bulan Agustus lalu.

Sekda Papua, Heri Dosinaen mengatakan, tumpahan limbah merkuri tersebut perlu diwaspadai, sampai masuk wilayah perairan Indonesia khususnya Papua.

“Masyarakat Papua harus waspada dengan kejadian ini, jangan sampai berimbas ke perairan Papua,” kata Sekda.

Untuk mengantisipasi pencemaran limbah mercuri tersebut, Sekda Hery mengaku, telah memerintahkan Kepala Biro Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri agar melakukan koordinasi dengan SKPD terkait.

“Biro perbatasan bersama Dinas Kelautan dan Perikanan serta Balai POM agar dapat menelusuri tumpahan limbah merkuri ini, jangan sampai radiusnya masuk ke wilayah Indonesia yang tentunya berdampak negative,” jelasnya.

Selain itu, Sekda Papua memerintahkan Kepala BKLN Provinsi Papua agar segera mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi penyebaran tumpahan merkuri.

“Saya juga perintahkan kepala BKLN Papua untuk segera mengambil langkah-langkah antisipasi,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Drs. F.X Mote, MSi mengatakan, sampai saat ini belum ada dampak tumpahan mercuri ke perairan penangkapan ikan wilayah bagian utara Papua atau Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 717.

“Secara kasat mata belum ada pengaruh, dampaknya bisa saja ikan mati,tapi sampai saat ini belum ada,” kata Mote.

Sementara letak tumpahan mercuri berada di Provinsi Madang, limbahnya akan menuju ke pantai Utara tidak ke pantai Selatan.

“Jika seandainnya jatuhnya ke pantai Utara, maka pada saat jatuh ke laut arus mana yang terjadai pada bulan Agustus akan dipastikan July, jika arusnya arus Barat, maka airnya akan ke wilayah Timur,” jelasnya.

Oleh sebab itu, pihaknya menyarankan agar masyarakat tidak perlu takut mengkonsumsi ikan.

Sebab, sampai saat ini tidak ada dampak dari tumpahan mercuri tersebut.

“Sebagai upaya, kami akan mengambil sampel air di wilayah perbatasan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua, BPOM dan RSUD Jayapura,” imbuhnya. (ing/sri)

LEAVE A REPLY