JAYAPURA (PT) – PT Freeport Indonesia (PTFI) bekerjasama dengan Krealogi dan Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, menggelar Kokarya Studentprenuer Workshop 2023 selama dua hari di Aula Fakultas Ekonomi Bisnis Uncen Jayapura yang diikuti mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Bisnis Uncen Jayapura.

Technical Expert and General Affairs Coorporate Communications PT Freeport Indonesia, Kerry Yarangga mengaku berterima kasih dan apresiasi kepada Uncen, khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini memiliki program incubator kepada mahasiswa yang mana mampu memikirkan untuk bagaimana melakukan kolaborasi antara pendidikan khususnya ekonomi dan bisnis dengan bekerjasama pihak-pihak dalam hal ini misalnya private sector seperti PTFI dan menggandeng Krealogi.

“Kedepan ini kita mulai melibatkan kelompok usia muda dalam hal ini mahasiswa. Karena kedepan itu akan ada bonus demografi sehingga pentingnya sebuah generasi emas 2045. Untuk itu, ekonomi perlu dibangkitkan sebuah semangat baru dengan membawa anak-anak Papua khususnya untuk bergerak di dunia ekonomi,” ungkapnya kepada wartawan disela-sela workshop.

Diakuinya, semua pihak harus memberikan kesempatan dan ruang untuk bagaimana anak anak muda Papua untuk menjadi pengusaha. Dimana tentunya diharapkan lewat krealogi ini mereka bisa mengangkat produk-produk lokal yang ada di Papua kemudian untuk dijual secara ekonomi dan mudah-mudahan di era digitalisasi yang sekarang usia demografi yang sekarang produknya produk Papua tapi juga bisa dikenal sampai ke internasional.

“Jadi kita bisa lihat ada benang merahnya dimana bersama PTFI dalam semangat berkelanjutan. Jadi secara ekonomi berlanjut, karena mengangkat dan mengajak anak-anak Papua khususnya muda yang produktif untuk membawa produk-produk lokal sampai ke dunia internasional,” bebernya.

Selain workshop ini, dorongan lain yang dilakukan Freeport, kata dia, pihaknya berharap proses dua hari ini ada pengetahuan yang didapat untuk kemudian mereka bisa melahirkan sebuah semangat baru dalam mendapatkan produk-produk lokal. Artinya bahwa pihaknya mencoba menggreat sebuah ekonomi dengan mengangkat para penguasa lokal, untuk kemudian bisa masuk dalam rantai suplay sebuah industri besar.

Menurutnya, rantai suplay industri besar pada dasarnya cuma ada tiga suplai tenaga, suplai barang dan suplai jasa. “Nah suplai tenaga barang dan jasa itu harusnya dilahirkan dari kelompok atau kelompok muda yang bisa mensuplai misalnya tenaga kerja baru atau barang atau produk baru atau jasa baru yang akan mendukung misalnya di dunia pertambangan,” imbuhnya.

Sementara itu, Community Economic Development Program Pembinaan dan Pengembangan UMKM PTFI, Imanuel Kafiar menjelaskan, pihaknya sedang mencoba berkolaborasi dengan berbagai pihak yang menjadi mitra strategis baik itu pemerintah misalnya dalam bidang pendidikan di Uncen kemudian lembaga adat, instansi perbankan.

“Tujuannya adalah bagaimana membuka akses pasar, akses permodalan bagi pengusaha lokal sehingga mereka akan membuka peluang usaha maupun membuka jaringan membuka kerjsasama dengan pihak lain sehingga dapat membantu pengusaha lokal,” ucapnya.

Ditempat yang sama, Direktur Komunitas dan Kemitraan Krealogi, Hanna Keraf meminta supaya tidak hanya melanjutkan usaha yang sudah dilakukan tapi juga bisa memunculkan ide-ide bisnis baru, sehingga harapannya tidak hanya punya satu pilihan ketika mereka lulus, tapi mereka bisa memiliki pilihan untuk menjadi wirausaha bekerja untuk dirinya dan juga dia bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Iapun berharap kepada Uncen dan PTFI agar program ini bisa dilakukan secara berkepanjangan artinya rangkaian program yang bisa dilakukan lebih dipertajam berdasarkan sektor mengingat peserta yang mengikuti acara tersebut dari berbagai latar belakang usaha.

“Jadi yang kita berikan selama dua hari ini lebih secara umum namun ketika lebih dipertajam saya yakin dengan kolaborasi bersama Uncen dan PTFI dan tentunya Krealogi kemudian bisa membantu teman teman mahasiswa memulai lapangan pekerjaan baru untuk diri dan sekelilingnya,” pungkasnya. (Dian)

Editor : Ronald

LEAVE A REPLY