JAYAPURA – Program Sirkumsisi atau biasa dikenal sunat dengan menggunakan alat Prefex ternyata kini sangat diminati masyarakat di Papua.

Hal itu terbukti dengan tercatatnya sebanyak 782 masyarakat yang tersebar di beberapa kabupaten/kota telah mengikuti proses sirkumsisi prefex ini.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Papua, drh. Constan Karma mengaku bahwa yang sudah mengikuti program sirkumsisi prepex selama ini diantaranya beberapa daerah seperti dari Wamena sebanyak 52 orang.

Kemudian dari Manokwari 100, Paniai 30 orang, Nabire 13.

“Jadi beberapa kabupaten yang sudah ikut program sirkumsisi ini. Masyarakat kini mulai sadar pentingnya kesehatan sehingga animo untuk disunat meningkat,”jelasnya.

Menyoal adanya kunjungan dari badan kesehatan dunia atau WHO ke Papua, Karma menjelaskan, kunjungan dari WHO melihat langsung perkembangan pelaksanaan sirkumsisi menggunakan peralatan prepex di Papua.

“Mereka itu mendengar laporan tentang pertemuan internasional bahwa kita di Indonesia khususnya di Papua ada program sirkumsisi dengan metode prefex,”terangnya.

Sebab, lanjutnya bahwa metode sirkumsisi dengan prefex ini berbeda dengan sunat yang selama ini dilakukan di Indonesia.

“Sunat ini menggunakan prefex untuk usia 15 tahun ke atas atau dengan kata lain sirkumsisi untuk dewasa. Dimana alatnya yang pertama kali kita terapkan di Papua sehingga sedikit berbeda dengan sirkumsisi yang biasanya,”imbuhnya.

Diakuinya, program ini mendapat apresiasi dari WHO terutama kepada langka dari Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) yang mendukung penuh pelaksanaan sirkumsisi di Papua. (ing/rm)

LEAVE A REPLY