JAYAPURA – Sejak dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Papua pada tanggal 9 April 2013 silam, sosok Lukas Enembe, SIP, MH dan Klemen Tinal, SE, MM atau biasa dikenal “LUKMEN” telah melakukan berbagai program yang pro rakyat bahkan dianggap sebagai titik nadi kebangkitan Papua.

Salah satu pencapaian “LUKMEN” dari indikator makro Papua tahun 2013-2016 menunjukkan hasil yang sangat baik. Hal ini tidak lepas dari program dan kebijakan yang dilakukan pro rakyat.

Data yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Papua bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dimana pada tahun 2013 bahwa IPM Papua mencapai 56,25.

Kemudian tahun 2014 naik menjadi 56,75 dan tahun 2015 menjadi 57,25 persen. Dimana kondisi awal 55,01 dengan target 60 poin sementara capain kinerja 95,42 poin. Sementara presentase penduduk miskin mengalami penurunan sebelumnya tahun 2013 sebesar 31,52 persen.

Dan tahun 2014 turun menjdi 27,80 persen kemudian tahun 2015 menjadi 28,40 persen serta tahun 2016 mencapai 28,40 persen. Dimana kondisi awal 31,98 persen dengan target sampai tahun 2018 adalah 28.00 persen dengan capaian kinerja 88,03 persen.

Sementara untuk laju pertumbuhan ekonomi mengalami perbaikan yang cukup signitifikan dimana tahun 2016 mencapai 9,21 persen dan sebelumnya tahun 2014 sangat rendah yakni 3.65 persen.

Kemudian tahun 2015 mengalami perbaikan menjadi 7.47 persen dimana target 7.01 pesen dengan capaian kinerja 131.38 persen.

Sementara untuk PDRB per kapitas pada tahun 2013 Rp 40.513.650 kemudian tahun 2014 naik Rp 43.202.000. Dan tahun 2015 Rp 48.010.001 serta tahun 2016 Rp 55.611.366, dengan kondisi awal 24.54 sementara target lebih besar 30 dan capaian kinerja 185.37.

Untuk GINI Rasio, tahun 2013 sebsar 0.44, tahun 2014 (0.41), tahun 2015 (0.42) dan tahun 2016 (0.39) dimana kondisi awal sebesar 0.44, dengan target lebih kecil 0.4 dan capaian kinerja 97.50 persen.

Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2013 (3.23), tahun 2014 (3.48), tahun 2015 (3.72) dan tahun 2016 menurun sebesar 2.97, ditargetkan lebih kecil 3 atau capaian kinerja 97.50 persen.

Sedangkan angka kematian ibu melahirkan (per 100.000 kelahiran ibu) pada tahun 2013 sebesar 575, tahun 2014 turun 422. Kemudian tahun 2015 masih dengan angka yang sama yakni 422 dan tahun 2016 turun menjadi 313, ditargetkan 250 sampai tahun 2018 atau dengan capaian kinerja 79.87 pesen.

Sementara untuk angka kematian bayi (per 100.000 kelahiran hidup) tahun 2013 sebesar 2013, tahun 2014 turun menjadi 8, tahun 2015 naik 44 dan tahun 2016 7 angka kemarin per 100.000 kelahiran hidup. Dengan target 21 dan capaian kinerja 300 persen.

Angka partisipasi sekolah, untuk umur 7-12 tahun, dimana tahun 2013 sebesar 75.51, tahun 2014 (80.69), tahun 2015 (97.36) dengan target 85 persen dan capaian kinerja 114.5 persen.

Untuk umur 13-15 tahun, dimana tahun 2013 sebesar 73.27, tahun 2014 (78.07) dan tahun 2015 (100) dengan target 80 persen serta capaian kinerja 125.0 persen.

Sementara untuk umur 16-18, tahun 2013 (53.28), tahun 2014 (61.63) dan tahun 2015 (91.57) dengan target 60 persen dan capaian kinerja 152.62 persen.

Sedangkan untuk tingkat ketersedian perumahan layak huni dengan target 13 ribu unit rumah, pada tahun 2013 pemerintah telah membangun rumah 292 unit, tahun 2014 (4.212 unit), tahun 2015 (8.028 unit) dan tahun 2016 sebanyak 12.320 unit rumah. Dimana kondisi awal, sebanyak 3.23 unit rumah, capaian kinerja 94.77 persen.

Selanjutnya untuk usia harapan hidup pada tahun 2013 (64.76), tahun 2014 (64.84) dan tahun 205 (65.09) dengan target 65.61 dengan capaian kinerja 99.21 persen.

“Dari akumulasi itu akhirnya menghasilkan opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah dengan wajar tanpa pengecualian (WTP), dimana pada tahun 2013 Pemprov Papua mendapat WDP, tahun 2014, 2015 dan tahun 2016 menjadi WTP murni. Ini merupakan suatu prestasi yang sangat membanggakan dalam pengelolaan keuangan provinsi Papua. (ing/rm)

LEAVE A REPLY