JAYAPURA – Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Ir. Semuel Siriwa mengatakan, Pemerintah Provinsi Papua telah melakukan pelatihan terhadap 125 petani untuk mengolah beras analog yang memiliki home industri di Papua.

“Kita sudah latih 125 petani yang melakukan home industri. Bahkan di Timika pada Pekan Daerah Kontak Tani dan Nelayan beberapa waktu lalu, kita sudah peragakan bagi para peserta. Para petani yang sudah kita latih ini nanti kita coba fasilitasi dengan menyiapkan alat pengolahan home industri untuk kemudian kita dorong agar memproduksi ke skala menengah,”jelas Semuel Siriwa kepada wartawan di Sasana Krida, Rabu (19/4/2017).

Selain itu, Semuel menambahkan, untuk mendukung pengolahan beras analog tersebut maka pihaknya telah menyiapkan dua unit alat pengolahan di Diklat Sentani.

“Kita berharap semuanya bisa terlaksana dengan baik,”imbuhnya.

Semuel menjelaskan, 125 Petani yang dilatih berasal dari beberapa kabupaten di lima wilayah adat Papua.

Dimana mereka berasal dari daerah yang memiliki potensi bahan baku untuk pembuatan beras analog.

Sekedar diketahui beras analog merupakan beras berbentuk tepung yang terbuat dari bahan pangan lokal seperti sagu, ubi jalar kemudian ditambahkan minyak buah merah. Beras ini telah melalui proses kajian ilmiah dan asli produksi dari Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua.

“Beras ini mengandung zat-zat bergizi yang baik untuk dikonsumsi oleh tubuh manusia.

“Kita coba kembangkan di daerah yang memiliki potensi bahan bakunya. Ini bisa dijadikan pilihan sebagai pengganti beras padi. Cara memasaknya juga praktis, cukup dimasukkan ke penanak nasi dalam lima menit sudah siap saji. Kalaupun terpaksa berada di tempat yang sulit dan tidak bidan makan ikan sudah cukup makan nasi ini saja karena mengandung buah merah yang tinggi omega tiga dan enaknya,”beber Semuel.

Pihaknya mengklaim bahwa tahun ini telah menyiapkan dua unit alat pengolahan beras analog untuk mendorong petani meningkatkan produksinya. Sejak beras analog ini diperkenalkan ke publik pada 2016 lalu,

Ia menambahkan, pihaknya terus berupaya untuk mengembangkan produksi beras analog ini sebagai penggganti beras padi. Tentunya ini juga sejalan dengan Program Nawacita Presiden Joko Widodo.

“Tentunya kita berharap suatu saat beras analog ini bisa masuk ke Istana. Bahkan melalui kelompok kerja yang dibentuk Presiden untuk mengurus pasar Mama-Mama Papua. Mereka juga sudah melihat dan mendorong apa yang telah kami lakukan. Kita berharap bisa mendapat bantuan tambahan mesin pengolahan. Yang nantinya untuk produksi kita pusatkan di Sentani di rumah pengolahan pangan lokal,”pungkasnya. (ing/rm)

LEAVE A REPLY