JAYAPURA – Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH mengatakan, perlu adanya kerja keras semua pihak dan stakeholder yang ada di Papua untuk pemberantasan penyakit malaria di Provinsi Papua.

Oleh karena itu, sebagai Gubernur Papua, pihaknya menegaskan kepada semua pihak yang ada di Papua untuk bersama-sama melaksanakan eliminasi malaria sesuai dengan tupoksi masing-masing.

“Sangat dibutuhkan dan diperlukan adanya suatu lembaga atau organisasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebagai koordinator. Mungkin yang saya maksudkan seperti Organisasi Kelembagaan Malaria Centre yang terdapat di Kota Ternate Provinsi Maluku Utara,”ungkap Gubernur pada Workshop Percepatan Eliminasi Malaria di Papua, Senin (8/5/2017) di Sasana Krida.

Dijelaskan Gubernur, berdasarkan data Dinas Kesehatan angka kesakitan malaria atau Annual Parasite Incidence (API) tahun 2015 adalah 54,5 per 1.000 penduduk. Dimana pada tahun 2030 diharapkan API nya menjadi kurang 1 per 1.000 penduduk.

Kebijakan Pemerintah Provinsi Papua dengan visi misi Gerakan Membangun Masyarakat Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera sejalan dengan komitmen eliminasi malaria oleh Asia Pacific Malaria Elimination Network/APEM di kawasan asia tenggara untuk eliminasi Papua bebas malaria.

“Eliminasi malaria adalah upaya untuk menghentikan penularan malaria di suatu daerah. Tidak ada penularan malaria bukan berarti tidak ada lagi kasus malaria karena kasus impor atau vector malaria di wilayah tersebut kemungkinan masih ada. Sehingga kewaspadaan untuk mencegah penularan kembali malaria tetap ada. Apalagi, wilayah Papua yang sedemikian luas ini dengan berbagai kondisi geografis yang ada maka mengakibatkan masih adanya penduduk yang terisolir di daerah yang masih sulit terjangkau transportasi,”pungkasnya.

Sementara itu, Pimpinan Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA), Dr. Nafsiah Mboi berharap, sebelum pelaksanaan PON XX tahun 2020 maka Papua sudah bebas dari penyakit malaria yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi setiap orang.

“Saya masih ingat tahun 2014 lalu di Istana Negara, Gubernur Papua, Lukas Enembe dihadapan Presiden menyampaikan kesiapannya menjadi tuan rumah PON 2020. Tentunya kalau mau jadi tuan rumah maka harus bebas dong dari penyakit Malaria,”ujar Nafsiah yang juga Mantan Menkes era Presiden Susilo Bambang Yudhayono saat memberikan paparan pada acara Workshop Percepatan Eliminasi Malaria di Papua.

Ditempat yang sama, Sementara itu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Dr. Mohammad Subuh, Mptm menjelaskan, sedikitnya ada 251 kabupaten/kota di Indonesia telah terbebas dari penyakit malaria.

Dimana ada 41 kabupaten dikategorikan sebagai endemis tinggi malaria termasuk beberapa kabupaten diantaranya ada di Papua.

“Kami memberikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Papua terkait program eliminasi malaria ini. Dimana untuk target 2030 Indonesia bebas malaria, indikatornya adalah Papua,”ucap Mohammad.

Menurutnya, peran pemerintah dan DPRD sangat penting agar bisa menggerakkan seluruh sektor.

“Di Papua ini banyak rawa rawa dan kita sudah bagikan kelambu tapi ternyata malaria masih banyak. Oleh karena itu, peran seluruh elemen masyarakat juga sangat penting, untuk dapat memahami pentingnya dilakukan pencegahan terhadap penyakit ini,”terangnya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY