JAYAPURA – Kepemimpinan Gubenur Lukas Enembe, SIP, MH dan Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE, MM saat ini sudah memasuki tahun kelima. Memasuki lima tahun kepemimpinan tersebut ada banyak kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan bidang kesehatan di Provinsi Papua seperti yang dibuktikan dengan penghargaan yang diberikan Kementerian Kesehatan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

Demikian diungkapkan Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Papua Bidang Pemerintahan, Politik dan Hukum, Simeon Itlay ketika Rapat Kerja Kesehatan Daerah di Hotel Aston, Jayapura, Jumat (2/6/2017).

Dijelaskan, kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan bidang kesehatan di Provinsi Papua meliputi, pertama dalam indikator Imunisasi Dasar Lengkap terdapat sebelas kabupaten yang menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan tahun 2016 yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi, Biak Numfor, Kepulauan Yapen, Nabire, Boven Dogoel, Mimika dan Yalimo.

Kemudian dalam indikator penanggulangan penyakit Kaki Gajah (Filariasis) dimana Kabupaten Jayapura mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan karena lolos survei penularan tahap satu telah menyelesaikan pemberian obat pencegahan massal.

Selanjutnya, dalam indikator malaria dimana Papua mendapat penghargaan sebagai pengelola logistik malaria terbaik di kawasan Indonesia Timur dan pengelola program malaria terbaik di kawasan Indonesia Timur.

“Selain itu, Balai Latihan Kesehatan Provinsi Papua juga mendapat sertifikat akreditasi penuh dari Kementerian Kesehatan. Kemudian Balai Labolatorium Kesehatan Papua adalah satu-satunya Labolatorium Kesehatan di Kawasan Indonesia Timur yang mendapat tujuh sertifikat internasional yaitu pemantauan mutu eksternal pemeriksaan tes cepat HIV dari Australia, pemantauan mutu eksternal CD 4 untuk pemeriksaaan HIV dari Kanada dan Thailand serta pemeriskaan viral load HIV dari CDC Atlanta (USA),”terangnya.

Bukan hanya itu, berdasarkan laporan yang masuk dari seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 575 per 100.000 Kelahiran Hidup di tahun 2013 menjadi 380 per 100.000 Kelahiran Hidup di tahun 2016.

Angka Kematian Balita (AKB) menurun dari 54 per 1.000 Kelahiran Hidup di tahun 2013 menjadi 13 per 1000 Kelahiran Hidup di tahun 2016.

“Meskipun ada banyak keberhasilan yang telah dicapai dalam pembangunan kesehatan maka harus diakui banyak juga kekurangan yang perlu dibenahi disana-sini,”bebernya.

Misalnya, kasus kematian karena diare yang terjadi di Kabupaten Lanny Jaya dan pelayanan kesehatan yang tidak makimal menjangkau Suku Korawai di wilayah Asmat dan Kabupaten Yahukimo membuat harus mengambil terobosan dalam satu tahun berjalan ini.

“Pemerintah Provinsi Papua berkewajiban menatapkan standar mutu dan memberikan pelayanan kesehatan bagi penduduk. Penduduk disini termasuk Orang Asli Papua yang terdapat di daerah-daera yang sangat terpencil,”pungkasnya.

Sekedar diketahui, Rapat Kerja Kesehatan Daerah mengusung Tema Merajut Prestasi Derajad Kesehatan Masyarakat Papua Melalui Akreditasi Fasilitas Kesehatan, Tenaga Kesehatan Bergerak Berbasis Keluarga dan SPM, Inovasi Program, KPS dan Germas dihadiri 500 peserta dari Kabupaten/Kota Se-Papua. (ama/rm)

LEAVE A REPLY