SENTANI – Festival Danau Sentani (FDS) ke-X tahun 2017 secara resmi dibuka oleh Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, SIP, MH, Senin (19/6/2017) yang ditandai dengan memukul alat musik tradisional Tifa, di Kawasan Wisata Pantai Khalkote, Kampung Asei Besar, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe saat memukul Tifa didampingi Asisten Deputi Pengembangan Bisnis Pariwisata pada Kementerian Pariwisata RI, Tazbir, SH, M.Hum, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si, dan unsur Forkompimda baik Provinsi Papua maupun Kabupaten Jayapura serta sejumlah tokoh adat.

Acara yang merupakan agenda tahunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura pada tahun 2017 ini mengambil tema, Cipta Harmoni Budaya. Acara yang dilaksanakan dari tanggal 19-23 Juni 2017 itu diawali dengan penampilan tarian kolosal dan juga tari-tarian tradisional lainnya.

“Iven Festival Danau Sentani (FDS) yang merupakan agenda tahunan di Kabupaten Jayapura ini menampilkan beragam atraksi budaya yang menarik dari beberapa kampung yang ada di sekitar Danau Sentani dan juga beberapa distrik serta kelompok etnik Nusantara yang ada di Kabupaten Jayapura. Sektor pariwisata merupakan sektor andalan Provinsi Papua, karena potensi wisata alam yang sangat indah dan juga beragam baik di darat, laut maupun di danau sudah dikenal Nusantara dan bahkan di dunia,”ungkap Gubernur Lukas dalam sambutannya saat pembukaan iven FDS ke-X tahun 2017 ini.

Kemudian juga dengan potensi kultur dan budayanya yang memiliki ciri khas, sehingga tarian maupun seni budaya lainnya memiliki nilai yang tinggi. Kekuatan wisata yang ada ini menjadi kebanggaan kita dan juga kebanggan Nasional. Tetapi, jangan hanya kebanggaan saja namun potensinya harus terus kita pelihara dan kita kembangkan.

Maka itu kita berupaya terus meningkatkan kunjungan kepariwisataan baik domestik maupun mancanegara, tambahnya. Untuk itu, kata Gubernur Lukas, penggalian dan pengembangan tujuan atau destinasi wisata, penguatan masyarakat sadar wisata, pelestarian penggalian budaya lokal harus terus dikerjakan dengan serius serta
terprogram secara baik.

Menurut Gubernur Lukas, FDS yang didalamnya menampilkan budaya Jayapura dan Papua ini merupakan salah satu kalender wisata nasional. Meskipun sebagai salah satu ikon penting ditingkat nasional, tapi juga merupakan ikon penting ditingkat internasional.

Karena pelaksanaan FDS yang ke-X ini merupakan tonggak sejarah tersendiri untuk masyarakat Papua dan juga tentunya bagi bangsa Indonesia.

“Saya ucapkan selamat kepada masyarakat dan juga pemerintah Kabupaten Jayapura yang terus semangat untuk menyelenggarakan iven FDS ini, sehingga pelaksanaannya bisa terlaksana hingga masuk tahun ke-10 ini. Bahkan secara terus-menerus dan kontinyu tetap dilaksanakan di
tahun-tahun mendatang,”terangnya.

Lebih lanjut Gubernur Lukas mengatakan, kepada pemerintah dan masyarakat Kabupaten Jayapura agar supaya bisa melihat perjalanan FDS ini, sembari berharap ikon-ikon unggulan ini semakin besar dan terus dilakukan evaluasi. Sehingga dari tahun ke tahun ada perubahan dan menjadi daya tarik pengunjung, karena ada sesuatu yang baru.

Gerakan Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera, jelas Gubernur bahwa sebagai program pembangunan menyeluruh di Provinsi Papua menjadi dasar dari upaya-upaya kita untuk meningkatkan pembangunan di semua sektor, termasuk sektor pariwisata demi peningkatan kunjungan wisatawan dan berkembangnya jasa wisata seperti perhotelan, restoran, kuliner danseni kerajinan yang akan membawa kepada kemandirian daerah dan kesejahteraan masyarakat di destinasi wisata, ujarnya.

Senada dengan hal itu, Menteri Pariwasata Arief Yahya dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Deputi Pengembangan Bisnis Pariwisata pada Kementerian Pariwisata RI, Tazbir, SH, M.Hum, menyampaikan, iven FDS yang telah sukses dan konsisten dipertahankan hingga saat ini sudah ke-10 kali pelaksanaannya.

Mungkin ini (FDS) satu-satunya festival danau di Indonesia yang sudah ke-10 kalinya, dan tidak ada yang sekonsisten iven FDS ini. Berdasarkan informasi yang kami terima dari teman-teman media luar negeri ini merupakan salah satu festival yang paling unik, atraktif dan orisinil.

“Jadi, banyak sekali trypot-trypot dalam televisi asing yang menampilkan tentang Festival Danau Sentani. Ya, iven FDS ini bukan hanya aset Papua saja, melainkan juga aset bangsa. Karena festival ini membanggakan Indonesia di luar negeri. Mudah mudahan festival ini kedepan kita terus kembangkan,”imbuhnya.

Asisten Tazbir menyampaikan, ucapan dan juga apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Jayapura serta masyarakat disekitar Danau Sentani yang telah melaksanakan pesta kesenian dan budaya secara beturut-turut sebanyak 10 kali.

Ini merupakan prestasi yang luar biasa bagi Kabupaten Jayapura yang mampu melaksanakan iven FDS secara konsisten. Selayaknya kedepan ini menjadi lebih menggerakkan lagi pihak swastanya.

Kalau suatu saat pemerintah tidak perlu membiayai apapun, karena swasta sudah bergerak maka itu akan sangat ideal.

“Saya kira dengan konsistensi ini banyak sekali pihak swasta yang bisa kita ajak dan kita ikutsertakan,”urainya.

Sementara itu, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si, menambahkan, pelaksanaan FDS ini adalah ajang promosi terhadap budaya dan keindahan alam, juga ajang promosi terhadap benda-benda budaya, kerajinan tangan serta kuliner yang berbasis kearifan lokal.

Ajang FDS yang sudah berlangsung selama sepuluh (10) kali ini, kita berharap melalui promosi seni budaya di tempat ini ke depan ada pihak-pihak swasta atau ada pihak-pihak siapapun bisa tertarik untuk mengelola tempat ini.

Selain itu, kata Bupati Mathius, bahwa pemerintah hanya menfasilitasi dengan setiap iven FDS yang diselenggarakan untuk mempromosikan dengan harapan ini bisa dikelola secara professional oleh pihak-pihak yang berminat untuk menginvestasikan dan bersama-sama bekerja dengan masyarakat adat di tempat ini.

“Baru di tahun 2016 ini, kami dari pemerintah daerah melepaskan lahan yang ada disini dan kami berharap ke depan dengan kepastian tempat ini maka kawasan ini akan dikelola secara terencana dan lebih baik dengan berbagai pihak yang akan bergabung di dalam pengelolaan kawasan tersebut,”terangnya.

“Untuk itu, saya berharap setiap masyarakat kampung sudah siap menjadikan kampungnya sebagai kampung wisata dan dapat selalu membuka diri, guna menerima kunjungan-kunjungan wisata dan dapat bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang berminat mengelola tempat ini terkait dengan kepariwisataan,”tandasnya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY