JAYAPURA – Wakil Ketua Komisi I DPRP, Tan Wie Long menilai, tuitan atau komentar Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik soal “Sopir Rental” dalam twiternya pada Minggu (19/11/2017) sangat melecehkan orang Papua.

Bahkan legislator Papua ini mengaku sangat keberatan dengan komentar Moazzam Malik saat bertandang ke Papua yang mengatakan “Selama perjalanan ke Papua kami menyewa 12 mobil, tapi tidak ada satu pun sopirnya yang asli Papua, bahkan semua pendatang. Apakah juga mereka berhak mendapatkan pekerjaan?

Oleh karena itu, Politisi Partai Golkar ini menegaskan jika dirinya tidak sependapat dengan komentar Dubes Inggris Moazzam Malik itu.

“Dubes Inggris keliru, justru sekarang ini orang asli Papua itu sudah harus jadi tuan di dalam mobil itu, bukan lagi dia jadi supir lagi,” tegas Tan Wie Long.

Menurutnya, mestinya Dubes Inggris yang baru-baru ini bertandang ke Papua harus banyak melihat kondisi di Papua sehingga tidak mengeluarkan komentar sembaranganseperti itu.

“Jangan hanya sifatnya tentative tapi harus betul-betul dia lihat dari lubuk hati yang dalam, dari hal-hal yang sifatnya menyentuh kepada masyarakat asli Papua,” ujarnya.

Along kembali menegaskan, jika sekarang ini, jaman ini bukan lagi orang Papua yang jadi supir, justru orang Papua harus jadi tuan di dalam mobil itu. Menurutnya, hal itu yang harus diketahui oleh  para Dubes negara sahabat yang ada di Jakarta.

“Dan sangat keliru kalau seorang Dubes Inggris datang sampai di Papua dan kaget melihat sopir-sopir rental itu tidak ada orang Papua. Untuk apalagi mau jadi sopir rental? Jika dia beranggapan seperti itu, dia salah dan sudah keliru,” ketus Along.

“Orang Papua semua sudah bisa. Mau jadi sopir bikin apa? Itu justru melecehkan. Orang Papua hari ini justru sudah banyak yang jadi pejabat,” tandasnya.

Menurut Along, kalau saat ini ada peningkatan yang sudah cukup dan sangat signifikan tentang sumber daya-sumber daya manusia Papua. Bahkan, tinggal lepas landas aja. Papua bangkit, mandiri dan sejahtera. Sejahteranya ini yang sekarang nanti setelah jilid II, Gubernur Lukas Enembe Jilid II,”bebernya.

Along menambahkan, jika  sejahteranya itu sudah diambang pintu, jadi jangan lagi bicara tentang sopir.

“Aduh kecil itu. Saya dengar di radio, saya sangat tersinggung berat ini, kenapa seorang Dubes  Inggris masih harus bilang sopir rental,”tandasnya. (ara/rm)

LEAVE A REPLY