JAYAPURA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengungkapkan, peringatan Hari Guru Nasional (HGN) merupakan titik evaluasi yang strategis bagi pengambilan kebijakan pemerintah.

“Kebijakan tersebut diantaranya menjadikan guru lebih kompeten, profesional, terlindungi dan pada gilirannya lebih sejahtera, mulia serta bermartabat. Pemberian tunjangan profesi guru bagi guru yang telah tersertifikasi serta tunjangan khusus bagi guru yang mengabdi di daerah khusus akan terus menjadi perhatian,” ungkapnya dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Bidang Perekonomian dan Kesra Sekda Papua, Drs. Elia I Loupatty, MM pada peringatan Hari Guru Nasional di GOR Cenderawasih, Selasa (28/11/2017).

Namun demikain harus diakui, kata Muhadjir Effendy bahwa masih banyak persoalan guru yang belum sepenuhnya teratasi. Oleh sebab itu, kebijakan-kebijakan yang sedang dan akan terus dilaksanakan adalah menjadikan guru lebih kompeten, profesional, terlindungi dan pada gilirannnya lebih sejahtera, mulia dan bermartabat.

“Pemberian tunjangan profesi bagi guru yang telah tersertifikasi, serta tunjangan khusus bagi guru yang mengabdi di daerah khusus akan terus menjadi perhatian,” terangnya.

Selain itu, ucap dia guru-guru yang memiliki keahlian ganda untuk memenuhi kebutuhan pendidikan kejuruan akan terus ditingkatkan bersamaan dengan program-program Guru Garis Depan untuk mencapai pemerataan pendidikan yang berkualitas.

“Namun demikian, perlu kita sadari bersama bahwa secara konstitusional mendidik adalah tanggung jawab negara, tetapi secara moral merupakan tanggung jawab kita bersama. Upaya pemerintah pusat tentu memiliki keterbatasan dan oleh karena itu sangat pantas kita berikan apresiasi setinggitingginya,” tandasnya.

Disamping itu, guru dan tenaga kependidikan juga harus mampu mengelola kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat untuk mengobarkan Gerakan Nasional Revolusi Mental.

“Urgensi penguatan karakter ini semakin mendesak seiring dengan tantangan berat yang kita hadapi di masa-masa yang akan datang. Peserta didik saat ini adalah calon Generasi Emas Indonesia Tahun 2045 yang harus memiliki bekal jiwa Pancasila yang baik guna menghadapi dinamika perubahan yang sangat cepat dan tidak terduga,” katanya.

Momentum Hari Guru Nasional hendaknya dijadikan sebagai refleksi apakah guru-guru kita sudah cukup profesional dan menjadi teladan bagi peserta didiknya. Di sisi lain, apakah kita sudah cukup memuliakan guru-guru kita yang telah berjuang untuk mendidik dan membentuk karakter kita sehingga menjadi pribadi tangguh dan berhasil. (ing/rm)

LEAVE A REPLY