NABIRE – Kedatangan Presiden RI, Ir. Joko Widodo yang menyambangi Kabupaten Nabire dalam rangka peresmian PLTMG Kalibobo, Nabire, RSUD Regional Mee Pago serta peninjauan Bandara Douw Atarure dan Pelabuhan Samabusa, diapresiasi oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH.

Gubernur Lukas Enembe menilai bahwa kedatangan orang nomor satu di Indonesia ini merupakan bentuk komitmen Presiden Joko Widodo untuk setiap tahun datang ke Papua.

“Beliau konsekuen terhadap janjinya untuk merealisasikan tahun ini akan datang, beliau sudah sampaikan. Jadeal beliau sekarang di Nabire,” ungkap Gubernur.

Dikatakan , Nabire merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua yang mendapat kesempatan kunjungan dari orang nomor satu di tanah air.

Menurutnya kedatangan presiden adalah untuk melihat apa yang mau dikerjakan di wilayah Pegunungan Tengah.

“Pertama beliau datang untuk melihat pembangunan bandara internasional Douw Aturure. Tahun 2016 lalu Pemerintah provinsi sudah memberikan kesempatan agar proyek ini ditangani oleh APBN. Akan tetapi karena belum realisasi sehingga kita masih kerja,” terangnya.

Untuk bandar udara dari Pemerintah Provinsi Papua sudah mengucurkan dana sebesar Rp 134 milyar, sehingga Presiden sudah melihat langsung pengerjaan bandar udara tersebut.

Kemudian Menteri Perhubungan Budi Karya, dimana nantinya di tahun 2020 sudah selesai Bandara Douw Aturure yang merupakan salah satu bandara yang akan bersaing dengan Bandara Frans Kaisepo di Biak.

Sebab luas bandara ini lebih kurang 4.000m2. Sehingga bandara ini disebut sebagai bandara internasional di wilayah tengah.

Mengenai Pelabuhan Samabusa, Gubernur menjelaskan, saat melakukan kunjungannya Presiden Jokowi mengatakan kapal tol laut.

“Presiden sudah melihat langsung pelabuhan dan kemungkinan di tahun 2019 sudah selesai juga. Baik dibangun untuk barang yakni tol laut, maupun pelabuhan ferry yang akan dibangun disebelah pelabuhan,” ucap Gubernur.

Dijelaskannya, hal ini adalah kebijakan pemerintah pusat dalam rangka menghubungkan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Untuk itu, sebagai Gubernur dirinya mengharapkan bisa selesai oleh Kementerian Perhubungan yang akan mengerjakan dua pekerjaan ini.

“Memang dari pemerintah daerah, kabupaten harus menyiapkan hasil bumi  apa saja yang akan dibawa keluar setelah tol laut ini jadi dan juga bandara jadi. Potensi kekayaan alam kita apa saja yang bisa dibawa keluar,” tukasnya.

Seraya memberikan contoh selain buah –buahan, Gubernur menambahkan, bahwa bisa juga yang di ekspor apa saja untuk dibawa keluar. Hal ini yang diminta kepada para Bupati untuk bagaimana bisa ekspor rumput laut yang hasilnya luar biasa, bila dikembangkan lebih besar.

Sebab kapal yang hendak keluar akan membawa apa saja. Hal inilah yang menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah untuk bagaimana menyiapkan potensi kekayaan alam yang sudah ada ini untuk dikelola agar bagaimana dapat di ekspor.

Selain itu juga hasil kayu, yang mempunyai potensi luar biasa sehingga akan dapat di ekspor seperti yang sudah dilakukan di Jayapura.

“Di Nabire juga bisa mengekspor kayu dalam bentuk kayu olahan dan tidak kayu log. Saya pikir ini juga akan menjadi potensi ekspor yang bagus dari wilayah Nabire,” bebernya.

Potensi lainnya yang bisa disiapkan, lanjut Gubernur adalah potensi wisata yang luar biasa. Oleh karena itu, ikan hiu laut di Kota berjuluk kota emas ini, bisa mempunyai potensi yang luar biasa. Karena biota hiu ini selalu tidak berpindah.

“Ini juga menjadi wisata yang menarik untuk wisatawan mancanegara, maupun lokal juga bisa datang.Karena wilayah Nabire adalah wilayah yang tersebar selain kabupaten pemekaran dari Nabire juga wilayah Teluk dan Papua Barat. Baik Wondama dan Kaimana kemudian Teluk Cenderawasih meliputi Biak, Serui, Waropen dan seterusnya,” tandasnya. (ama/rm)

LEAVE A REPLY