JAYAPURA (PT) – Calon Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE, MM mengatakan, pemerintah adalah pelayan bagi masyarakat sehingga segala yang berkaitan dengan pembangunan dan menyangkut langsung dengan kebutuhan hidup masyarakat semestinya pemerintah harus langsung ditangani, bukan memberikan janji yang tidak kunjung terbukti.

“Jangan bikin susah rakyatlah, apa lagi mimpi dan janji, tapi berikanlah apa yang dibutuhkan rakyat, karena itu tidak sulit,” ungkap Calon Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE, MM usai melakukan blusukan dalam rangka kampanye di beberapa titik lokasi yang ada di Kota Jayapura.

Dijelaskannya, apa yang diminta rakyat itulah yang akan dilakukan Gubernur dan Wakil Gubernur sebagai pemimpin, sebab pemimpin adalah pelayan rakyat.

”Jangan terlalu cerdas dan membuat hal aneh, bahkan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat yang akhirnya mubazir padahal sudah memakan biaya miliaran,” ujarnya.

Cawagub Klemen Tinal menemukan beberapa hal menarik saat blusukan di beberapa pasar di Kota Jayapura namun sangat penting karena merupakan kebutuhan dan kerinduan masyarakat. Karena sederhananya masyarakat membutuhkan bukti bukan janji, dan bukti sudah dinikmati tetapi perlu ditingkatkan dan diperbaiki.

“Tidak perlu berjanji dan menjanjikan sesuatu kepada masyarakat kalau pada akhirnya tidak terealisasi atau diberikan tetapi tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan rakyat. Dan untuk itulah LUKMEN hadir dan kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua periode 2018-2023 untuk menjawab dan membawa rakyat Papua Bangkit, Mandiri menuju Sejahtera dan Berkeadilan,” imbuhnya.

“Bukan janji yang kita berikan kepada masyarakat, tetapi kerja nyata dan menjawab apa yang menjadi kebutuhan masyarakat agar masyarakat Papua, Bangkit, Mandiri dan Sejahterah serta Berkeadilan,” tambah Klemen Tinal.

Saat blusukan di Dok IX, Klemen Tinal mengatakan, menerima banyak aspirasi baik tetapi sederhana juga masuk akal seperti, meminta agar jembatan tempat tambatan kapal diperbaiki, supaya kelompok usaha ikan bisa lebih produktif dan efisien, termasuk permintaan pipa air yang dialirkan ke pasar dapat dijalankan agar hasil tangkapan nelayan dapat segar.

Ada juga aspirasi terkait perbaikan rumah susun yang sudah delapan tahun tidak pernah mendapat sentuhan pemerintah. Kemudian beberapa lantai pasokan listriknya sudah tidak berjalan. Dan semua permintaan itu sederhana dan wajar, yang sebenarnya harus cepat diperhatikan.

Demikian juga di Pasar Youtefa soal pengaturan tata cara penjual dan penanganan banjir.
“Nah permintaan rakyat ini kan sangat sederhana dan tidak makan biaya banyak, yang seharusnya bisa disikapi cepat dan ini harus segera dijawab dan dihujudkan,” katanya.

Bertemu, bicara dan mendengar langsung keluhan serta permintaan masyakat, menurut Klemen merupakan salah satu cara agar masyarakat bisa melihat dan mengetahui langsung kapasitas juga kemampuan calon pemimpinnya.

“Harus diakui untuk Kota Jayapura, masyarakatnya majemuk, yang memiliki pemilihnya cerdas, sehingga masyarakat juga ingin tau, kandidatnya seperti apa? Kapasitas, kualitas kandidat, visi misi dan lainnya, dan itulah yang LUKMEN komunikasikan kepada masyarakat di Kota Jayapura,” ujarnya lagi.

Klemen merasa lega, sebab blusukan yang dilakukan merupakan komunikasi dua arah dan berjalan baik, tinggal kedepan bagaimana pemerintah menjawab sebagai langkah tindak lanjut.

“Permintaan nelayan di pasar ikan soal jembatan tiang pancang yang terlalu rapat sehingga meghalangi perahu nelayan masuk, itu hal yang sangat sederhana untuk diatasi, sebab para nelayan ini tidak minta pemerintah untuk menghentikan pembangunan jembatan, namun hanya meminta jarak untuk para nelayan,” pungkasnya. (Tim Humas LUKMEN)

LEAVE A REPLY