JAYAPURA (PT) – Debat kandidat I pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Papua periode 2018-2023 yakni pasangan nomor urut 1 yakni Lukas Enembe- Klemen Tinal atau disebut LUKMEN dan pasangan nomor urut 2 John Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae atau disebut JOSHUA yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua di Hotel Aston Jayapura, Sabtu (21/4/18) sangat seru.

Secara umum, debat kandidat berjalan dengan baik meskipun riak-riak dan yel-yel dari kedua pendukung selalu diingatkan supaya tetap tenang.

Debat tersebut berlangsung dalam tiga sesi dimana sesi pertama memaparkan visi misi kemudian sesi kedua saling tanya jawab dari kedua pasangan serta sesi ketiga closing statmen.

Debat kandidat I ini mengambil tema Pembangun Ekonomi Papua Berbasis Sumber Daya Alam dan Kearifan Lokal.

Cagub Lukas Enembe mengatakan, dalam membangun ekonomi Papua, pihaknya dalam kepemimpinan lima tahun silam sudah meletakkan pondasi ekonomi Papua dengan membantu Orang Asli Papua (OAP) lewat Kamar Adat Papua (KAP). Termasuk pemberian dana lewat program Gerbangmas Papua serta dana Prospek.

Selain itu, Lukas juga menambahkan bahwa 80 persen dana otsus Papua yang dikucurkan ke masing-masing kabupaten/kota merupakan bentuk keberpihakan kepada OAP untuk bisa bangkit dan mandiri.

“Jadi 80 persen dana otsus itu dikelola oleh Bupati dan Wali Kota. 20 persen dikelola oleh Pemprov Papua dimana 10 persen dikucurkan untuk bantuan keagamaan,” bebernya.

Selain itu, akibat ekonomi Papua sudah semakin baik berimbas kepada menurunnya angka kemiskinan dimana tahun sebelumnya cukup signifikan namun di era kepemimpinan LUKMEN angka kemiskinan menjadi 27 persen.

Bukan hanya itu, angka pengangguran juga mengalami penurunan dimana di era kepemimpinan LUKMEN telah membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan.

“Khusus untuk masalah divestasi saham 10 persen PT. Freeport Indonesia adalah upaya kerja keras kami sejak tahun 2013. Itu kami yang berjuang dan bukan karena Pemerintah Pusat. Saya keras bicara masalah Freeport di pusat bahkan saya harus berangkat ke Amerika untuk menemui Boss Freeport,” tegas Enembe.

Enembe mengakui, memimpin Papua tidak mudah sebab, persoalan Papua sangat kompleks. Sehingga hal ini perlu dipahami.

Sementara itu, Cawagub Klemen Tinal menjelaskan bahwa Pemprov Papua adalah perpanjangan tangan dari Pemerintah Pusat di daerah. Oleh karena itu, tugas-tugas Gubernur dan Wakil Gubernur sudah jelas.

Bahkan mengenai pengelolaan dana Otsus 80 persen jelas menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten dan kota. Sebab, menurutnya bahwa yang memiliki rakyat adalah kabupaten dan kota.

“Pemprov Papua itu tidak memiliki rakyat. Rakyat itu ada di kabupaten/kota. Oleh karena itu, tidak semua menjadi beban masalah di provinsi,” jelasnya.

Sementara itu, Cagub Wempi Wetipo menjelaskan, pihaknya bersama pasangannya memang belum pernah menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua. Sehingga pihaknya meminta dukungan ketika terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua maka akan melakukan perubahan di Papua.

Dikatakan, pembagian dana otsus 80 : 20 perlu ditinjau ulang, sebab menurutnya fakta di lapangan tidak sesuai dengan yang terjadi.

“Dari informasi yang kami terima bahwa 80 persen dana otsus tidak sepenuhnya 80 persen. Bahkan seakan-akan Bupati dan Wali Kota diikat oleh Pemprov Papua dalam pengelolaan dana otsus,” katanya.

Ditempat yang sama, Cawagub Habel Melkias Suwae mengungkapkan, sesuai data BPS bahwa angka kemiskinan cukup tinggi termasuk angka pengangguran. Sehingga, ketika pihaknya dipercaya menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua maka akan menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.

“Slogan kami jelas Papua Cerdas dan Berdikari. Tanpa Cerdas maka rakyat tetap akan tertinggal,” katanya.

Usai sesi debat kemudian sesi closing statmen dimana kedua pasangan saling meminta dukungan kemudian mengajak seluruh masyarakat di Papua untuk datang ke TPS menyalurkan suaranya dengan baik.

Secara terpisah, usai debat kandidat, Ketua KPU Papua, Adam Arisoy berharap, pada debat berikutnya kedua pasangan calon tidak saling menyerang.

“Kami mengharapkan kedua pasangan calon dapat menyampaikan argumennya dengan lebih cerdas lagi pada debat-debat berikutnya,” kata Adam kepada sejumlah wartawan.

Ia juga berharap, debat kandidat tersebut tidak hanya di dengar dan dilihat oleh forum, akan tetapi juga dapat dilihat seluruh masyarakat Papua di setiap distrik dan kampung-kampung karena disiarkan secara langsung oleh TVRI dan RRI.

“Untuk debat kandidat kedua akan dilaksanakan di Kota Jayapura. Namun masih tahap penjadwalan. Sementara untuk debat kandidat ketiga rencananya akan berlangsung di Jakarta,” terangnya. (ara/dm)

LEAVE A REPLY