WAMENA (PT) – Meski sudah dilakukan pembangunan ruangan baru untuk ruang operasi (OK) namun ternyata dinilai belum maksimal dan bahkan tidak sesuai standar.

Hal itu sebagaimana diungkapkan Sekda Kabupaten Jayawijaya, Yohanes Walilo usai meresmikan tiga ruangan baru di RSUD Wamena.

Sekda Walilo menilai pembangunan gedung baru yang dipergunakan untuk ruangan operasi di RSUD Wamena yang sudah berjalan dua tahun yang sampai saat ini juga belum selesai pekerjaanya, nampak tidak sesuai standar.

Sekda Yohanes Walilo mengakui bahwa setelah melihat pembangunan sejumlah ruang baru di rumah sakit termasuk ruang OK atau ruang operasi nampaknya ada kesalahan untuk pembangunan ruang operasi yang tidak sesuai standar seperti yang direkomendasikan oleh dokter bedah.

“Ruang OK (operasi) yang baru dibangun, saya tidak tahu ini kesalahan siapa, namun saya menyarankan harus ada sedikit perubahan dan akan dibongkar ulang khusus penataan fasilitas penunjang lainya, seperti lantai ruang operasi yang membutuhkan karpet khusus ruang operasi,” terangnya.

Selain itu, pintu juga tidak standar karena tidak fleksibel saat buka tutup. Hal itu disebabkan faktor kualitas kayu yang kurang bagus yang mana kayu menyusut dan longgar menyebabkan pintu tidak bisa digunakan dengan baik. sehingga harus dibongkar untuk diperbaiki.

Pembangunan ruang operasi ini, lanjut Sekda sudah dua tahun lalu, dengan harapannya tahun ini sudah bisa selesaikan sekaligus digunakan.

Namun saat ini masih di benahi contonya masalah atap yang sudah bocor saat hujan.

“Dengan kondisi fasilitas penunjang yang belum sesuai standar ini, harapannya dalam perbaikan nanti pihak rumah sakit harus mendatangkan tenaga ahli pekerja khusus,“ tuturnya.

“Masalah anggaran perbaikan sendiri memang belum dianggarkan, karena ini kebutuhan mendadak maka akan coba didorong di perubahan anggaran nanti,” tambahnya lagi.

Sementara itu, Direktur RSUD Wamena, dr. Felly Sahureka mengungkapkan, jika sementara pihaknya tengah membenahi kekurangan-kekurangan yang ada di ruang operasi yang baru dibangun itu.

“Lantai ruang operasi itu tidak bisa pakai keramik kerena ada celah-celah dan tidak diperbolehkan untuk ruang operasi, dan seharusnya digunakan lantai Vinyl yaitu lantai semacam karpet yang mudah dibersihkan dan mudah untuk menghindari penyimpan kuman-kuman,” jelas dr. Felly.

Sama hal juga dengan kerusakan yang lain harus dibenahi hampir 50 persen seperti atap yang bocor, pintu-pintu ruangan tidak sesuai standar, list plafon juga sudah pada lepas.

“Regulasi pengaturan tata letak ruangan pun kami harus benahi, karena ruangan operasi harus steril keluar masuk pasien, begitu juga untuk penyimpanan gas medis yang seharusnya tertanam di balik-balik tembok, tetapi saat ini standar tembok juga tidak sesuai,” tandasnya. (tar/dm)

LEAVE A REPLY